Jejamo.com, Bandar Lampung – Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Gerakan 28 September Mahasiswa Lampung (G28SML) menggelar aksi damai memperingati Tragedi UBL Berdarah.
Aksi tersebut digelar di depan kampus Universitas Bandar Lampung (UBL). Aksi dilanjutkan dengan berjalan kaki ke Gedung DPRD Lampung, Rabu, 28/9/2016.
Pantauan jejamo.com, puluhan anggota polisi Sabhara dan Polantas Polresta Bandar Lampung berada di lokasi untuk mengamankan aksi damai. Puluhan peserta aksi itu sempat membuat lalu lintas macet.
Koordinator Lapangan Amar Ma’ruf mengatakan, mereka menuntut Pemerintah Provinsi Lampung membangun monumen tragedi UBL Berdarah dan mengubah nama gedung Graha Kemahasiswaan Universitas Lampung menjadi Graha Saidatul Fitriah.
“Kami juga meminta pemerintah agar membentuk tim investigasi dan peradilan ad hoc serta menghentikan segala bentuk tindakan represif terhadap gerakan rakyat dan usut tuntas kasus pelanggaran HAM di Indonesia,” ujarnya kepada jejamo.com di lokasi.
Tragedi UBL berdarah terjadi pada 28 September 1999. Mahasiswa menolak RUU Penanggulangan  Keadaan Bahaya. Saat demo, terjadi bentrok dengan aparat. Muhammad Yuzuf Rizal dan Saidatul Fitriah, keduanya mahasiswi Unila, meninggal. Yusuf meninggal di tempat, sedangkan Saidatul Fitriah wafat beberapa hari usai dirawat lantaran ada hantaman benda keras di kepalanya.
Atul, sapaan Saidatul, adalah fotografer Surat Kabar Mahasiswa Teknokra Unila. Nama Atul kini dijadikan nama penghargaan oleh AJI Bandar Lampung untuk jurnalis yang karyanya dinilai mempunyai pengaruh tehadap kebijakan. Nama award itu Penghargaan Saidatul Fitriah.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com