Jejamo.com, Bandar Lampung – Siang hari di akhir pekan, Herwanto (63) mendorong gerobak berisi minuman dingin miliknya menyusuri jalan Zainal Abidin Pagaralam, Bandar Lampung. Dia berjalan timpang. Seingatnya, kondisi fisik tidak normal ini sudah pembawaan sejak bocah.
Namun, di tengah keterbatasannya, Herwanto tak mau menyerah. “Saya enggak mau minta-minta. Saya masih sanggup untuk bekerja,” ujarnya Sabtu, 1/ 10/2016.
Semangat Herwanto patut diacungi jempol. Tahun 1989 dia sudah mulai berdagang keliling. Keterbatasan fisik membuat dia tidak bisa bekerja layaknya orang normal. “Saya enggak punya pekerjaan lain, apalagi dengan kondisi saya seperti ini. Hanya berjualan ini saja,” jelasnya.
Herwanto mengaku bisa mendapat keuntungan sekitar Rp50 per hari. Uang ini digunakan untuk kebutuhan keluarganya. Sejak sang istri meninggal tahun 2014 lalu, dia seorang diri menghidupi tiga orang anaknya.
“Istri saya itu orang baik, menerima saya apa adanya.Kami dikaruniai tiga orang anak yang kini sudah besar,” tuturnya.
Warga Jalan Danau Tawar, Kedaton, Bandar Lampung ini saban hari selalu berjalan kaki puluhan kilometer untuk menjajakan barang dagangannya. Tak jarang ada orang yang memberinya uang dengan cuma-cuma.
“Kalau dikasih uang saya ambil, tapi saya enggak mau minta-minta,” tegasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com
