Jejamo.com, Bandar Lampung – Asisten Bidang Pembangunan Provinsi Lampung Adeham, didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Choiria Pandarita dan Kadis Kominfo Sumarju Saeni melepasĀ peserta Jelajah Krakatau, Sabtu, 27/8/2016, di Pantai Sari Ringgung, Pesawaran.
Adeham berharap, Jelajah Krakatau ini bisa mengekpose keindahan pantai, pulau, dan kekayaan alam bawah laut wilayah Lampung, khususnya keindahan langka Gunung Anak Krakatau yang berada di tengah lautan. Dengan demikian, dapat menarik para wisatawan domestik dan mancanegara.
Peserta tur menjelajahi Gunung Anak Krakatau diikuti wartawan, blogger dengan menumpang kapal wisata milik Pemprov Lampung yang menempuh perjalanan 4 jam dari Sari Ringgung sampai ke Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
Sekitar 40 perahu nelayan turut meramaikan agenda ini. Perahu-perahu dihias sedemikian rupa plus ditambah umbul-umbul dan hiasan lain.
Choiria Pandarita menambahkan, Krakatau yang dalam bahasa Inggris lazim dikenal Krakatoa, adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda yang termasuk kawasan cagar alam.
Krakatau telah musnah karena meletus pada 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas serta tsunami yang menewaskan sekitar 36 ribuan jiwa.
“Suara letusan terdengar sampai di Alice Springs, Australia, dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, sekitar 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30 ribu kali kali bom atomĀ di Hiroshima dan Nagasaki,” ujarnya.(*)
Laporan Widyaningrum, Wartawan Jejamo.com