Berita Lampung Timur, Jejamo.com – Beberapa petani Dusun 1 (Pulo Dawung), Desa Way Mili, Kecamatan Gunung Pelindung, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) sudah menggunakan mesin modern untuk memanen.
Combine harvester, demikian nama mesin tersebut, merupakan dari bantuan Pemerintah Daerah Lamtim untuk memudahkan petani saat panen. Sipur petani setempat mengaku sangat diuntungkan dengan adanya alat panen yang dikenalnya dengan nama kombet.
“Kelebihannya menggunakan mesin kombet ini lebih cepat dan bersih. Untuk memanen 1 hektare lahan hanya butuh waktu 3 jam sudah selesai, hemat tenaga dan biaya, ” ungkapnya.
Bila secara manual untuk luas lahan 1 hektare membutuhkan 60 orang selesai dalam sehari. “Sedangkan bila menggunakan alat ini hanya butuh 2-3 orang tenaga kerja saja,” terangnya.
Senada, Astu petani lainnya menambahkan, perbandingan panen menggunakan cara manual dan combine harvester sangatlah jauh. Selain menghemat waktu, dan jumlah tenaga kerja, penggunaan combine harvester juga mengurangi biaya panen.
“Biasanya untuk ongkos panen dibayarnya dengan sistem bagi hasil. Dari hasil panen 7 ton, pekerja yang memanen dibayar 1 ton gabah. Bila dirupiahkan, tergantung dengan harga gabah per kilogram. Bila harganya Rp4.900 seperti saat ini berarti biaya yang harus dikeluarkan Rp4.900.000. Namun, kalau menggunakan combine harvester hanya butuh Rp600.000 per satu hektarnya,” papar Astu.(*)
Berita Winar, wartawan Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya.