Jejamo.com, Bandar Lampung – Perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung akan diselenggarakan pada Juni 2018. Sejumlah tokoh politik sudah menyatakan tekadnya untuk maju. Setidaknya, ada tiga petahana (incumbent) yang sudah menyatakan niat untuk maju: Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Wali Kota Bandar Lampung Herman HN, dan Bupati Lampung Tengah Mustafa.
Rektor Universitas Malahayati Muhammad Kadafi menanggapi dengan bijak saat ditanya peluangnya untuk ikut dalam kontestasi. Kata dia, menjadi pemimpin itu adalah melayani rakyat. Seseorang yang siap menjadi pemimpin harus memiliki basis kompetensi yang memadai, baik dari sisi finansial, kemampuan intelektual, dan kematangan emosional.
Baca: Pilgub Lampung, Rektor Malahayati Muhammad Kadafi: Manfaatkan Bonus Demografi.
“Saya relatif mengenal dengan baik ketiga petahana tadi. Karena intensitas kami pun cukup sering. Kalau saya pribadi, tidak menutup kemungkinan untuk ikut dalam kontestasi meskipun saya menilai para bakal calon yang ada ini punya kemampuan untuk menjadi pemimpin daerah,” kata dia kepada jejamo.com, Selasa, 25/4/2017.
Kadafi mengatakan, peluang untuk semua warga masih sama dalam perhelatan Pilgub Lampung. Termasuk kans dirinya yang termasuk tokoh muda, Ketua Hipmi Lampung, dan memimpin satu kampus swasta besar di Lampung.
Kadafi mengakui, secara kemampuan finansial, ia sudah bersyukur dengan apa yang ia peroleh selama ini. Untuk kemampuan intelektual dan kematangan emosional, ia mengakui juga sudah cukup tertempa selama ini.
“Saya tidak menutup kemungkinan untuk maju, apakah kepala daerah atau wakil kepala daerah. Kalau memang suratan takdir saya ada di posisi itu, pasti kejadian juga. Yang penting menurut saya, cara pandang kita bahwa menjadi pemimpin itu adalah melayani rakyat,” kata dia.
Kadafi juga mengambil contoh wakil gubernur DKI Jakarta terpilih versi hitung cepat Sandiaga Uno yang jauh-jauh hari sudah bertekad akan menyedekahkan gajinya untuk rakyat.
“Itu gebrakan bagus dari Sandiaga Uno. Saya pun hendak demikian. Bahwa kita memang punya finansial, itu adalah hal penting. Sehingga, saat kita duduk menjadi pelayan rakyat, peluang untuk ngatur–ngatur proyek dan segala macam, bisa diminimalkan,” ujarnya.
Kadafi juga menyoroti betapa pemimpin untuk Lampung ke depan memang mesti berani melakukan terobosan. Pasalnya, perkembangan zaman yang demikian pesat, membutuhkan pemimpin yang berani ambil keputusan cepat dan membuat inovasi.
“Tentu dengan mengajak semua pemangku kepentingan untuk kerja bersama menuntaskan pekerjaan rumah dalam membangun Lampung,” pungkasnya.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com