Jejamo.com, Bandar Lampung – Derasnya arus pembangunan di Kota Bandar Lampung, tidak serta merta membuat masyarakat khususnya yang tinggal di perkotaan, merasakan dampak positif.
Pasalnya, dampak pembangunan seperti flyover hingga mudahnya izin yang diberikan kepada pengembang perumahan untuk membangun di atas lahan persawahan, membuat ruang terbuka hijau (RTH) hingga roda perekonomian para petani di kota ikut menyempit.
Hal itu terungkap saat pertemuan warga Kampung Sinar Harapan, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung, dengan calon gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Senin, 2/4/2018.
Salah seorang warga Kampung Sinar Harapan, yang juga Ketua Kelompok Tani Sidomakmur, Kampung Sinar Harapan, Sutrisno, berharap kepada Ridho Ficardo, agar ada peraturan daerah (perda) yang bisa mengatur para pengembang perumahan untuk tidak membuat perumahan di atas lahan persawahan.
“Jika terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan lahan sawah di Kota Bandar Lampung akan habis. Bagaimana dengan perekonomian kami,” harap Sutrisno kepada Ridho.
Menanggapi hal itu, Ridho menjelaskan, perihal perda membutuhkan persetujuan dari DPRD yang prosesnya sedikit panjang. Namun, jika itu masuk dalam peraturan gubernur (pergub) akan langsung direalisasikan.
“Insya Allah ini bisa kami urus supaya lancar karena menyangkut dua program strategis yang ada di Provinsi Lampung,” kata Ridho disambut dengan yel-yel “lanjutkan” dari warga setempat.
Selain itu, kata calon gubernur nomor urut 1 ini, perihal permintaan warga terkait pembentukan desa agrowisata yang ada di Kampung Sinar Harapan, dan sudah berjalan saat ini, juga ikut ditata dalam kepemimpinannya ke depan.
Pasalnya, program strategis Lampung adalah masalah pertanian dan pariwisata.
“Desa Agro Widya Wisata di Kampung Sinar Harapan sudah 70 persen berjalan. Hasil dari CSR PLN dan bekerja sama dengan UBL. Sangat bagus untuk wisata di mana di tengah kota masih ada sawah atau perkampungan. Nanti kita bersama yang merapikan ini,” ujar Ridho.
Di tempat yang sama, Ketua KWT (Kelompok Wanita Tani) Sidomakmur, Jami, berterima kasih kepada M Ridho Ficardo, yang telah memberikan bantuan sumur bor.
“Sebelum ada sumur bor harus milih dulu, untuk nyiram tanaman atau bilas pakaian, alhamdulillah sekarang bisa keduanya. Kami juga meminta kalau bisa jalan kampung yang menuju lahan persawahan diperbaiki,” harap Ibu Jami.
Hal yang sama juga diutarakan Khotimah (50). Menurutnya, di era kepemimpinan Ridho Bachtiar, pertanian di Lampung lebih maju.
“Desa kami sering mendapatkan bantuan mulai dari sumur bor hingga alat pertanian. Kemarin saya juga menengok kerabat di Bangka, dan bandar udaranya sangat bagus sekali, jauh berbeda dari sebelumnya. Kami berharap ada sedikit perbaikan jalan di kampung kami yang masih rusak. Semoga Pak Ridho bisa membantu memperbaiki,” harap Khotimah.
“Alhamdulillah bila sumur bor bermanfaat untuk masyarakat,” timpal Ridho.
Ridho juga menerangkan, untuk program jalan usaha tani, silakan diajukan permohonan perbaikan jalan usaha tani kepada dirinya.
“Bikin surat tulis jumlah luas lahannya, berapa jumlah hasil panennya, nanti kami perbaiki. Kalau permintaannya jalan kampung atau jalan desa, itu kewenangan kabupaten/kota,” jelas Ridho.
Diketahui, dalam pertemuan dengan warga Kecamatan Rajabasa, M Ridho Ficardo turut makan bakso bersama hasil olahan dari KWT Sidomakmur hingga meladeni warga untuk berfoto bersama.(*)
RILIS