Jejamo.com, Pesawaran – Cantik, muda, dan berjiwa pemimpin. Seperti itu gambaran sosok Yustin Ficardo, istri Gubernur Lampung nonaktif di masyarakat Rulung Helok, Kecamatan Tegineneng, Pesawaran.
Ternyata selama kepemimpinan Muhammad Ridho Ficardo selama 3 tahun menjadi Gubernur Lampung, Yustin kerap berkunjung ke masyarakat setempat lewat pengajian Ar-Ridho walau tak banyak disorot media.
Di balik sosok yang pendiam, Yustin Ficardo ternyata memiliki jiwa kepemimpinan. Berbagai permasalahan yang ada saat menjabat sebagai Ketua PKK dapat dirampungkan dengan cara musyawarah dan pendekatan dengan penuh kekeluargaan.
Bagi Wisna Wati, penggerak PKK Kecamatan Tegineneng, Pesawaran, aktivitas Yustin sangat diingat karena dekat dengan anggota PKK di tingkat bawah.
“Ibu Yustin orangnya sangat dekat dengan masyarakat kalangan bawah. Dia tak membeda-bedakan masyarakatnya, apakah itu orang kaya, miskin, dia support semua,” katanya, Minggu, 18/3/2018.
Menurut Wati yang aktif dalam PKK, selama masih aktif menjabat sebagai ketua PKK Lampung, Yustin selalu turun ke bawah memberikan pelatihan keterampilan kepada ibu-ibu rumah tangga di Pesawaran ini. Bahkan tak jarang, alumni Universitas Islam Bandung (Unisba) itu mau berpanas-panasan bersama dengan ibu-ibu.
“Ketua PKK sebelum-sebelumnya tidak seperti ini kedekatanya dengan masyarakat, terutama dalam memberikan pelatihan keterampilan atau dalam pengajian. Saya sangat berharap Pak Ridho terpilih kembali menjadi gubernur biar Bu Yustin jadi ketua PKK Lampung lagi,” ungkap dia.
Senada yang diungkapkan Wati, Rosa Elita, warga Rulung Helok lainnya mengatakan, setelah beberapa kali menghadiri pengajian Ar-Ridho, dan bertemu langsung dengan Yustin, dia mengaku terkesan dengan Wanita kelahiran Bandung, 15 April 1980 itu.
Malah, wanita berparas ayu itu dikenal begitu lemah lembut terhadap siapa saja. Baik saat menghadapi masyarakat dari strata atas maupun dari strata paling bawah.
“Saya tetap menomorsatukan beliau. Berharap periode yang akan datang terpilih kembali,” katanya.
Awalnya ibu tiga anak ini berpikir menjadi istri Gubernur bukan hal sulit hanya mengikuti suami bertugas atau datang ke berbagai acara masyarakat. Namun, ternyata tidak sesimpel itu.
“Saya pikir awalnya jadi istri gubernur cuma duduk cantik, foto-foto, tapi ternyata enggak. Jadi istri gubernur harus bisa merangkul banyak pihak. Kalau dulu prioritas hanya keluarga, sekarang ada keluarga lain yang harus diperjuangkan yaitu masyarakat Lampung,” kata dia.(*)
RILIS