Jejamo.com, Lampung Selatan – Bicara pilkada Lampung Selatan tak lengkap rasanya jika melewatkan pembahasan mengenai sosok Melin Haryani yang memiliki latar belakang sebagai ibu rumah tangga sekaligus pengusaha yang terhitung cukup sukses menapaki karier nya di dunia bisnis hingga saat ini.
Ibu Melin, begitu ia biasa disapa, memang sosok yang cukup menyita perhatian setelah bakal calon bupati Hipni memutuskan untuk meminang dirinya mengemban amanah untuk kebangkitan kabupaten Lampung Selatan kedepan.
Keputusan Hipni untuk bersanding dengan wanita kelahiran Solo itu bukannya tanpa alasan.
Hngga kini Melin memang bisa dikatakan sebagai salah satu tokoh perempuan yang cukup menonjol dan berpengaruh di Lampung Selatan.
Hal itu nampak jelas ketika melihat rekam jejak nya yang cukup luwes dan aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti menjadi pimpinan Majelis Taqlim Annisa Lamsel, Ketua IKA Alumni SMP Natar serta kiprahnya sebagai Wakil Ketua TP PKK Lamsel medio 2015 yang lalu.
Tak banyak khalayak tahu Melin yang hobi mengoleksi novel-novel romansa karangan Mira W memang cukup melankolis dalam memandang kehidupan.
Mungkin karena itu pula ia lebih dikenal sebagai sosok yang memiliki empati tinggi terhadap masyarakat. Ia tak sungkan berbagi dan berderma saat ada yang membutuhkan meskipun suaminya, Eki Setyanto, tak lagi menjabat sebagai wakil bupati Lamsel seperti dulu.
Bagi Melin, jalannya dalam berpolitik merupakan cara untuk menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang membutuhkan.
Melin dalam suatu kesempatan pernah menuturkan bahwa ia bukanlah sosok yang ambisius.
Oleh karena itu, ia mempercayai jika dirinya berpihak pada rakyat, rakyat akan secara sukarela mengamanahkan semua harapan itu pada dirinya.
Jelang Pemilihan Kepala Daerah Lamsel yang diagendakan pada 9 Desember mendatang akan sangat menarik untuk melihat kiprah istri mantan wakil bupati tersebut.
Selain karena merupakan perwujudan keterwakilan kaum perempuan, dirinya juga digadang-gadang memiliki banyak tawaran terobosan di bidang ekonomi yang dimungkinkan menjadi alternatif kebijakan bagi kemajuan kabupaten berjuluk Ragom Mufakat ini. [Sugiono]
