Jejamo.com – Tekanan politik terhadap Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, kembali meningkat setelah gugatan hukum di Amerika Serikat mengaitkannya untuk pertama kalinya dalam penyelidikan penyelewengan dana miliar dollar AS.
Tekanan itu antara lain datang dari mantan PM Mahathir Mohamad yang kembali menyerukan agar Najib mengundurkan diri dari jabatannya. Menurut Mahatir, kini waktunya sudah tiba bagi Malaysia untuk menuntut pengunduran diri Najib.
Mahatir mengatakan, rakyat harus menuntut diadakan penyelidikan oleh lembaga Malaysia, pembentukan pengadilan, pengadilan independen.
“Bukan yang dibentuk atas petunjuk perdana menteri karena perdana menterilah yang akan diselidiki,” ujar Mahathir dalam jumpa pers di Putrajaya, Kamis, 21/7/2016.
Mahatir yang pernah berkuasa selama 22 tahun itu berkata Najib bertanggung jawab atas skandal keuangan yang melanda badan investasi negara Malaysia, 1MDB.
Alasannya, menurut Mahathir, seluruh keputusan penggunaan uang di 1MDB harus mendapat persetujuan dewan penasihat dan dewan penasihat adalah PM Malaysia.
Gugatan hukum yang diajukan Departemen Kehakiman AS di Los Angeles menyebutkan, para pejabat dan individu Malaysia menghambur-hamburkan uang dari 1MDB.
Dokumen pengadilan tak sampai menyebut nama pejabat yang dimaksud tetapi hanya merujuk pada ‘pejabat Malaysia nomor satu’ yang diperkirakan merujuk kepada Najib.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menyatakan Malaysia akan bersikap kooperatif dalam penyelidikan 1MDB. Disebutkan, pemerintah Malaysia bakal bekerja sama penuh dengan investigasi apapun terhadap perusahaan Malaysia atau rakyat Malaysia sesuai dengan protokol-protokol internasional.(*)
Tempo.co