Jejamo.com, Jakarta – Kanit 1 Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Gunardi mengatakan industri rumahan senjata rakitan asal Lampung makin besar dan canggih.
Hal itu disampaikan Gunardi setelah timnya berhasil meringkus dua kelompok penjahat yang sama-sama memakai senpi buatan Lampung, dengan model berbeda.
“Makanya mungkin saja di sana sudah banyak yang membuka Industri rumahan perakitan senjata api ini,” ucap Gunardi di Markas Polda Metro Jaya, seperti dilansir jejamo.com dari Merdeka.com, Rabu, 29/8/2015.
Gunardi mengatakan, pengguna senpi asal Lampung yang diringkus pihaknya adalah spesialis pencuri motor. “Kami meringkus dua tersangka dan salah satunya, yakni pelaku bernama Ramdhani (31) memiliki senpi rakitan dengan peluru kaliber 38,” ujarnya.
Senpi itu, kata Gunardi, dibeli tersangka dari seorang kenalannya yang merupakan penjahat asal Lampung lainnya seharga Rp 5 Juta.
“Senpi rakitan yang dimiliki Ramdhani tergolong dibuat dengan baik. Senpi itu memiliki gagang kayu berwarna cokelat mengkilap yang sudah dihaluskan,” tuturnya.
“Senpi rakitan ini juga bisa diisi sekaligus enam peluru. Namun saat ditembakkan, untuk menembak lagi, penembak mesti menggeser sendiri tempat peluru itu. Jadi tak otomatis bergerak sendiri rumah pelurunya seperti revolver asli,” tambah Gunardi.
Setelah berhasil mengamankan Ramdhani, petugas juga berhasil mengamankan Abdul Wahab, yang memiliki senpi rakitan dengan peluru kaliber 9 milimeter dari Abil (DPO), yang merupakan warga Lampung.
“Senpi rakitan milik Wahab punya model lebih jelek. Gagangnya dibuat asal dengan lilitan lakban hitam. Lalu besi tempatnya berwarna hitam karena tak diberi pernis. Kalau yang milik Wahab ini hanya bisa diisi satu peluru saja. Jadi setiap sudah menembak, apabila hendak menembak lagi, maka harus isi peluru lagi,” terang Gunardi.
“Baru sekitar lima tahun mulai terdengar pembuat senpi rakitan Lampung. Cuma senpi Lampung tidak memiliki ulir sehingga saat menembak tak akan pernah tepat sasaran. Teknologi membuat ulir di laras senpi inilah yang masih belum dimiliki para pembuat senpi rakitan. Sebelum Lampung, Cipacing lebih dulu buat senpi rakitan,” pungkasnya.(*)