Jejamo.com, Kota Metro – Festival Bumi Sai Wawai yang sedang dalam tahap persiapan oleh Pemkot Metro untuk memperingati Hari Jadi Kota Metro ke-85 menuai kritik dari Ketua Dewan Kesenian (DKM) Metro.
Kritik tersebut disampaikannya di akun Facebook milik Muadin Efuari dan dalam kurun 1 hari, postingan tersebut dibanjiri ratusan komentar. Menurutnya, Festival Bumi Sai Wawai itu telah mengubah nama Festival Putri Nuban yang selalu menjadi bagiaan dari acara peringatan HUT Kota Metro.
“Pemberian nama Festival Putri Nuban prosesnya panjang bukan asal tempel, butuh energi besar, butuh kajian yang panjang, ajaklah bicara, hargailah dan berilah apresiasi kepada mereka yang dulu memperjuangkannya,” tulis Muadin, Selasa, 24/5/2022.
Ia bahkan menilai perubahan nama festival itu telah mengangkangi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2017 tentang Pemeliharaan dan Pelestarian Budaya.
Postingan tersebut mengundang reaksi sejumlah netizen, semisal Mantan Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosumarto.
“Waduuuuuuuuuuh……yang lebih salah pejabat yang berkompeten tidak memberi masukan kepada kepala daerah yang baik dan benar……semoga,” tulis Loekman.
Komentar lainnya ditulis oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Metro periode 2018-2021, Abdul Wahab.
“Cocok, jangan hanya cari sensasi,” kata Wahab.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Metro, Subehi, mengatakan bahwa itu adalah miskomunikasi.
“Jadi gini, Festival Bumi Sai Wawai dan Festival Putri Nuban itu satu bagian ya. Festival Bumi Sai Wawai itu seperti induknya, jadi lebih kompleks, bukan hanya kegiatan budaya saja di dalamnya. Ada festival musik, pameran UMKM dan lainnya. Jadi, bukan bertema soal budaya saja,” cetusnya.
Dia menegaskan bahwa Pemkot Metro tidak melakukan penggantian nama festival, terlebih penghapusan.
“Tidak ada festival yang dihapus atau digantikan, justru itu kita pertahankan,” tutupnya.(*)[Anggi]