Jejamo.com, Kota Metro – Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Metro Tri Hendriyanto, memberikan penjelasan terkait renovasi lapangan yang sempat menjadi polemik antara masyarakat Yosorejo dan pihak ketiga.
“Jadi terkait permasalahan renovasi Lapangan Hati Kudus, sudah kami selesaikan dan sudah kami musyawarahkan antarmasyarakat dan pihak ketiga. Nah, di sini kontraktor hanya sebagai pelaksana pekerjaan sesuai kontrak yang sudah ditandatangani, jadi memang harus dikerjakan sesuai rancangan,” kata Tri Hendriyanto saat dikonfirmasi Jejamo.com di ruangnya, Senin, 16/11/2020.
Dia juga menjelaskan dalam renovasi lapangan memang ada beberapa tahapan dan memang tidak bisa langsung jadi.
“Pekerjaan ini kan ada tahapannya dan memang seluruh lapangan yang ada di Kota Metro akan direnovasi termasuk Stadion Tejo Sari. Tujuannya memberikan keamanan, keindahan, serta kenyamanan. Ini masih dalam tahap keamanannya dulu, jadi lapangan yang ada kita beri pagar agar bola tidak mengenai pengendara yang lewat, kemudian kita ratakan, baru kita tanami rumput, itu pun butuh waktu lama dikarenakan kondisi tanah yang masih panas atau stres untuk pulih butuh waktu satu hingga dua tahun,” jelas Tri Hendriyanto.
Dia juga menuturkan, renovasi ini adalah suatu bentuk apresiasi kepada para atlet yang sangat menginginkan lapangan yang bagus.
“Kota Metro ini punya riwayat sepakbola yang berpotensi. Kita beberapa kali pernah mendapat peringkat hingga level nasional. Sayang bila Metro tidak punya lapangan yang bagus, cuma untuk bagus itu butuh waktu dan kesabaran. Saya harap masyarakat di Kelurahan Yosorejo dapat memahami itu, bila memang mau ada peningkatan fasilitas olahraga di tiap kecamatan,” imbuh Tri.
Sementara itu, perwakilan warga Kelurahan Yosorejo I Wayan Indra mengatakan bisa memahami dan menyepakati renovasi Lapangan Hati Kudus.
“Kalau tujuannya begitu kami paham, cuma saya minta gimana caranya para penggiat olahraga sepakbola tetap dapat berjalan meski renovasi dilakukan dan tidak menimbun seluruh area lapangan karena kami khawatir lapangan kebanggaan kami rusak seperti lapangan lainnya,” kata I Wayan Indra.
Sementara, Alex dari pihak kontraktor meminta kepada perwakilan warga untuk membantu mengawasi pengerjaan tersebut agar tidak terjadi miskomunikasi lagi.
“Lapangan ini kan ke depannya untuk kita bersama, untuk masyarakat dan penggiat sepakbola. Jadi tolong bantu saya untuk ikut mengawasi, sehingga apa yang menjadi permintaan terkait renovasi dapat sesuai keinginan warga,” katanya.
Alex mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Metro untuk memberikan jaminan kepada warga, agar rumput dapat lebih cepat pulih dengan cara memberikan pupuk.(*)[Abid Bisara]