Jejamo.com – Kepolisian Panama akhirnya menggerebek kantor pusat firma hukum Mossack Fonseca di Panama City terkait Skandal Panama Papers. Jaksa Agung El Salvador Douglas Melendez mengatakan operasi penggerebekan berjalan tanpa insiden atau gangguan. Rabu, 13/4/2016.
“Kami sedang mencari dokumen perihal informasi yang diterbitkan dalam artikel berita yang menetapkan penggunaan perusahaan dalam kegiatan terlarang,” kata Douglas, seperti dilaporkan CNN.
Petugas mendirikan perimeter di sekitar markas, sedangkan jaksa memasuki kantor Mossack untuk mencari dokumen. Polisi juga didukung oleh petugas dari unit kejahatan terorganisasi.
“Nantinya, kami akan menganalisis dokumen-dokumen itu untuk melihat apakah ada indikasi kejahatan,” ujar juru bicara Kementerian Publik Panama, Sandra Sotillo.
Presiden Panama Juan Carlos Varela berjanji akan bekerja sama dengan negara-negara lain untuk meningkatkan transparansi di industri keuangan offshore. “Pemerintah Panama berjanji akan melakukan penyelidikan segera setelah laporan berita muncul,” katanya.
Sebelumnya, firma hukum yang berbasis di Panama itu menjadi sorotan dalam skandal bocornya lebih dari 11,5 juta dokumen yang telah mempermalukan beberapa pemimpin dunia. Kebocoran Panama Papers telah menunjukkan bagaimana beberapa orang kaya menggunakan perusahaan offshore untuk menghindari pajak dan sanksi.
Mossack mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab atas anggota finansial global dan komunitas bisnis. Mossack mengaku menyesal dengan adanya perusahaan yang menyalahgunakannya. “Kami akan terus bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan yang sedang dilakukan di kantor pusat kami,” tulis Mossack pada akun Twitternya.(*)
Tempo.co