Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Polisi Sebut Sumber Dana Teror Jakarta Dari ISIS di Suriah

Penanganan Teror Jakarta
Penanganan Teror Jakarta oleh polisi | Metronews.com

Jejamo.com – Mabes Polri menyebut aliran dana yang diterima pelaku teror di Jalan Thamrin Jakarta, minggu lalu didapat langsung dari jaringan ISIS.“ISIS itu kan menguasai seluruh aset Suriah, termasuk minyak,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Charliyan, Kamis, 21/1/2016.

 

Anton mengatakan bahwa ISIS mendapat banyak pendapatan dari hasil rampasan. Sejumlah kilang minyak di Suriah, diambil-alih untuk kemudian dikuasai sebagai sumber pendapatan utama mereka. Dugaannya, pendapatan itu kemudian dikirim untuk alokasi jihad, termasuk dikirim ke Indonesia.

 

“Makanya harga minyak mentah dunia terus turun, ketika pasar menjual US$ 40, ISIS berani menjual US$ 38,” kata Anton. Tujuannya untuk merusak ekonomi dunia. Anton juga berasumsi bahwa ISIS bahkan rela menjual minyak murah hanya untuk menutup ongkos produksi saja.

 

Anton menyebut, dii Suriah jaringan ISIS Indonesia saat ini dipimpin oleh Bahrun Naim. Kepolisian mendapatkan bukti bahwa dia sebagai pemipin aksi teror bom Thamrin. Polisi punya bukti adanya 10 kali transaksi pengiriman sejumlah uang. Transaksi dilakukan secara manual dan melalui pengiriman rekening.

 

Sementara itu sebelumnya, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono pernah mengatakan bahwa Bahrun Naim bukan pemimpin aksi teror. Namun, Mabes Polri mengaku berbeda pendapat. Mereka tetap percaya, ahli IT itu menjadi otak serangan tersebut. “Bisa saja beda persepsi, tapi kami ngomong berdasarkan bukti,” ujar Anton.

 

Polisi kini juga tidak memungkiri bahwa pihaknya juga menyelidiki adanya indikasi keterlibatan kelompok lain. Di antaranya adalah kelompok Santoso dan kelompok Wal Jihad Indonesia yang dipimpin oleh Aman Abdurahman. “Memang ada beberapa kelompok yang berafiliasi dengan Suriah.” jelasnya.

 

Untuk saat ini, kepolisian mengaku fokus untuk mengungkap aliran dana teror Thamrin. Kata dia, ada banyak orang yang terlibat saat proses pendanaan aksi teror. Mereka biasanya menitipkan ke orang tertentu, lalu diambil oleh tangan kedua, lalu ketiga, dan seterusnya agar tidak dideteksi oleh intelijen maupun polisi.(*)

 

Tempo.co

 

Populer Minggu Ini