Jejamo.com, Tanggamus – Polres Tanggamus mengamankan seorang pria berinisial PJ (26) yang menjadi tersangka dugaan pencabulan disertai persetubuhan terhadap anak di bawah umur di salah satu tempat pengajian di wilayah Kecamatan Gisting.
Mirisnya, korban merupakan anak didiknya yang hendak menimba ilmu agama yang datang dari luar Gisting. Alih-alih mendapat ilmu, korban malah mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari sang pengajar yang sebelumnya sangat dihormati para santri.
Dari penangkapan tersebut terungkap, modus tersangka melakukan kejahatannya dengan berpura-pura membuka aura korban. Selanjutnya korban disetubuhi di tempat ia mengajar ketika santri lain dan anak istri tersangka telah tidur.
Dari tangan tersangka petugas berhasil mengamankan alat pendukung kejahatannya berupa 6 botol kecil minyak yang diduga digunakan untuk ritual dan 3 buah keris kecil (semar mesem) berwarna emas.
Kasatreskrim Polres Tanggamus, Iptu Hendra Safuan, mengungkapkan, tersangka PJ ditangkap atas dasar laporan orang tua korbannya berinisial NA warga Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus.
“Tersangka ditangkap kemarin Rabu, 16 Mei 2023 pukul 16.00 WIB, merupakan pengajar ngaji warga Kecamatan Gisting, korbannya dai Cukuh Balak,” ungkap Iptu Hendra Safuan mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Siswara Hadi Chandra, Kamis, 18/5/2023.
Hendra Safuan menjelaskan, berdasarkan keterangan orang tua korban, peristiwa diketahui pada Selasa tanggal 16 Mei 2023 sekitar pukul 12.00 WIB ketika korban pulang ke rumah bibinya di Kecamatan Kota Agung Timur dan korban tidak mau kembali ke ponpes.
Setelah korban didesak alasan tidak mau kembali mengaji, ia bercerita bahwa telah disetubuhi sang guru ngaji dari bulan Agustus 2022 sampai dengan Mei 2023.
“Bibi korban kemudian menceritakan kepada orang tua korban. Selanjutnya melapor ke Polres Tanggamus untuk ditindaklanjuti,” jelasnya.
Hendra mengungkapkan, modus operandi tersangka melakukan kejahatannya dengan mengiming-imingi membuka aura, karena korban tidak paham dan takut sehingga tidak dapat menolak perintah tersangka.
“Kami juga menemukan sejumlah minyak botol kecil dan keris semar mesem diduga dipakai untuk memperdayai korban,” ungkapnya.
Tersangka berikut barang bukti berupa pakaian milik korban dan 6 botol minyak serta 3 keris kecil ditahan guna pengembangan lebih lanjut. “Tersangka dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak, ancaman maksimal 15 tahun penjara,” tandasnya.
Sementara itu, dalam keterangannya PJ mengakui perbuatannya sebanyak 3 kali dengan modus memberikan aura kepada korban dipicu ketertarikan atas kecantikan korban.
“Awalnya pura-pura mengobati dan merajah membuka aura korban. Itu modus saya saja untuk memperdayai korban,” kata PJ sambil terisak.
Ia meminta maaf kepada keluarga korban atas kesalahannya dan keluarganya sendiri karena telah mencoreng nama baik keluarga maupun tempatnya mengajar.
“Saya minta maaf kepada semuanya, saya salah dan akan mempertanggungjawabkan perbuatan saya,” tutupnya sebelum dijebloskan penjara.(*)