Jejamo.com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte dilaporkan telah melakukan pertemuan dengan dua kelompok pemberontak Islam di negaranya. Hal itu dianggap sebagai langkah bersejarah yang dilakukan Filipina dalam upaya menyelesaikan konflik.
Halaman Time, Senin, 20/6/2016, melaporkan bahwa pemberontak muslim mendukung gagasan Duterte menjadikan Filipina sebagai negara federal dan berharap sistem itu akan mendukung pemerataan distribusi kekayaan dan mengakhiri masalah di Mindanao.
Mindanao sendiri merupakan pulau terbesar kedua di Filipina dan pusat konflik separatis selama 40 tahun. Para pemberontak juga sepakat melakukan dialog di antara umat Islam di Mindanao.
Analis berspekulasi bahwa Duterte dapat membuat langkah besar menanggulangi aktivitas pemberontakan. Pemimpin kontroversial yang akan memangku jabatan pada 30 Juni itu diyakini akan mampu merangkul para pemimpin pemberontak, yang telah berhubungan dengannya sejak dia menjabat Wali Kota Davao.
Baru-baru ini, salah satu kelompok pemberontak, Abu Sayyaf, menjadi berita utama dunia setelah milisinya membunuh sandera karena negara mereka menolak membayar uang tebusan.(*)
Tempo.co
