Jejamo.com, Filipina – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kesal setelah Amerika Serikat (AS) mengkritik perang melawan narkoba yang dia kobarkan karena telah menewaskan ratusan orang.
Duterte pun balas menyentil AS dengan meminta Presiden Barack Obama untuk mengatasi pembunuhan rasial di dalam negerinya.
Pembunuhan warga kulit hitam oleh polisi kulit putih yang memicu sentimen rasial di AS dianggap Duterte sebagai “kotoran di halaman belakang rumah” Obama yang harus dibersihkan lebih dulu sebelum mengkritik negara lain.
“Mereka mengancam saya karena Obama ingin berbicara dengan saya. Kemudian? Dia akan berbicara dengan saya. Apa masalah Anda? Di tempat Anda, orang kulit hitam ditembak bahkan dalam keadaan berbaring,” kata Presiden Duterte di Davao, seperti dikutip Philstar, Jumat, 2/9/2016.
Duterte juga mengklaim bahwa AS memiliki “komunitas gila” karena hampir semua orang di Hollywood menggunakan kokain.
Dia menyebut Obama seperti kritikusnya Senator Leila de Lima yang terus mengangkat isu hak asasi manusia bahkan ketika Filipina menghadapi masalah narkoba yang serius.
“Saya nomor satu yang disasar kritikus yang terus mengoceh tentang hak asasi manusia. Bahkan Obama tidak. Tapi, kami hanya mengetahui bahwa dia memiliki seri,” kata Presiden Duterte, mengacu pada dugaan hubungan terlarang senator de Lima dengan mantan sopirnya Ronnie Dayan, yang diduga terlibat bisnis narkoba.(*)