Jejamo.com – Seorang sandera asal Kanada, John Risdel yang dipenggal kelompok Abu Sayyaf membuat Presiden Filipina Benigno Aquino geram dan bertekad akan meluncurkan serangan militer ke kelompok yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tersebut.
“Yang penting ialah meredam aktivitas kriminal kelompok Abu Sayyaf,” kata Benigno, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu, 27/4/2016.
Potongan kepala Risdel ditemukan di jalan di Pulau Samal, Filipina Selatan. “Pembunuhan ini dimaksudkan untuk meneror semua penduduk Filipina. Mereka kira bisa menanamkan rasa takut dalam diri kita. Sebaliknya, mereka justru membangkitkan kita untuk memastikan keadilan ditegakkan,” ucap Benigno.
Benigno menambahkan, pihaknya selalu membuka pintu pembicaraan bagi siapa pun yang menginginkan perdamaian. Namun dia menegaskan akan mengeluarkan kekuatan penuh bagi pelaku kekerasan.
Kelompok Abu Sayyaf diketahui menyandera sekitar 20 orang dari berbagai negara. Selain Risdel, ada seorang warga negara Kanada lain, seorang Norwegia, dan Filipina, yang diculik pada saat yang sama dengan Ridsdel di dekat Davao, kota terbesar di Filipina selatan, sekitar 600 kilometer dari Jolo.
Abu Sayyaf diyakini pula menyandera pengamat fauna asal Belanda yang diculik dari sebuah pulau di selatan Filipina pada 2012. Dan yang terbaru ialah penyanderaan belasan pelaut Indonesia dan Malaysia pada bulan lalu.
Aquino mengatakan para tawanan berada di bawah kendali Radullan Sahiron, salah seorang pendiri kelompok Abu Sayyaf yang dikenal karena kehilangan satu lengannya dalam pertempuran melawan militer. Dia mengatakan Radullan telah mengkonsolidasikan pasukan di dekatnya di Sulu, sekitar 1.000 kilometer dari Manila.
Terkonsentrasinya pasukan Abu Sayyaf di dekat Sahiron, kata Benigno, menimbulkan dilema. Satu sisi menjadi masalah karena kekuatannya cukup besar, di sisi lain ia yakin menjadi kesempatan untuk melemahkan kelompok Abu Sayyaf.
Tentara Filipina sempat menggempur pasukan Abu Sayyaf pada 9 April lalu di Pulau Basilan. Peristiwa ini mengakibatkan 18 anggota militer Filipina dan lima orang anggota Abu Sayyaf tewas.(*)
Tempo.co