Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Pria 25 Tahun Nikahi Wanita 47 Tahun Beranak 7, Maharnya Surat Al Anfal dan Al Waqiah

Pirman dan Elly. | Ist
Pirman dan Elly. | Ist

Jejamo.com, Bandar Lampung – “Saya terima nikahnya….”. Kalimat sakral itu telah diucapkan oleh seorang pria berusia 25 tahun yang mengikat wanita cantik berusia 47 tahun dengan ikatan suci yang diridai Allah dengan mahar berupa Surat Al-Anfal dan Al-Waqi’ah plus 3 gram emas murni  pada tanggal 13 Oktober 2013.

Wanita itu bernama Elly Sumiyati. Ia kelahiran Manado, 14 Februari 1966. Ia dinikahi Pirman, pria berdarah Jawa yang lahir di Pemalang, 29 Januari 1988. Perbedaan usia terpaut jauh tak menghalangi prosesi pernikahan mereka.

Elly menjadi wanita yang sangat beruntung di antara wanita-wanita lainnya. Janda beranak 7 ini dikhitbah oleh seorang pria bijaksana, berwibawa nan sederhana.

Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, tekad Pirman meminang Elly luar biasa. Niatnya adalah mendampingi Elly karena Allah. Akhirnya Pirman diberikan kemudahan oleh Allah swt untuk meluruskan niat baiknya itu.

Menurut Pirman, jika pernikahan itu diawali dengan niat baik karena Allah, ingin melaksanakan perintah yang merupakan sunah Rasul, insya Allah pernikahan itu akan berkah.

“Jangan pernah takut menikah karena merasa tidak ada harta. Allah akan mengayakan dan memberi jalan,” ujarnya kepada jejamo.com, beberapa waktu lalu.

Keluarga Pirman dan Elly. | Ist
Keluarga Pirman dan Elly. | Ist

Pirman bekerja di sebuah perusahaan alat berat di daerah Depok, sementara keluarganya di Pemalang. Selain menjadi karyawan bagian administrasi itu, Pirman juga memiliki usaha sampingan, yakni menjual buku-buku yang berbau keagamaan di toko buku online yang ia buat. Dan dari sinilah awal mula ia mengenal Elly Sumiyati.

Pirman adalah pria yang bertanggung jawab. Sejak kecil Ia sudah menjadi tulang punggung keluarganya. Hobinya membantu kedua orang tuanya. Semua hasil jerih payah yang ia dapatkan tidak semata untuk menghidupi dirinya, melainkan ia kirim untuk ibunya di kampung.

Ia sempat diterima di IPB, namun ia lebih memilih bekerja karena tidak ada biaya. Sementara jika ia bekerja, adiknya bisa lanjut sekolah.

Elly Sumiyati adalah seorang wanita tangguh yang bekerja sebagai guru konseling di sebuah sekolah SMA di Tangerang. Selain itu, ia juga bekerja sebagai guru privat atau bimbel. Ia bekerja seperti kuda; siang sampai malam tanpa berhenti.

Pekerjaan itu ia lakoni untuk menghidupi tujuh anaknya serta orangtuanya. Elly seorang single parent.  Ketangguhan jiwa Elly itulah yang membuat Pirman jatuh cinta kepadanya.

Perkenalan mereka tidak terlalu rumit. Berawal dari pelanggan sampai bertamu ke rumah. Benih-benih cinta karena Allah mulai muncul di hati Pirman.

Keseharian Elly membuat hati Pirman luluh sehingga meniatkan hatinya untuk melamar Elly. Dengan tiga bulan istikharah dari kedua belah pihak, mencari pendapat sanak saudara, mengumpulkan doa restu, akhirnya Pirman membawa kedua orangtuanya untuk melakukan lamaran.

Semua proses dipermudah oleh Allah. Mulai dari proses lamaran Pirman mendapatkan rezeki yang tak terduga dari Allah. Pembelian buku di toko online-nya kebanjiran pelanggan dari dalam maupun luar negeri.

Kedua orangtua yang begitu menyayanginya memberikan restu dengan senang hati karena mereka tahu apa pun yang Pirman pilih adalah pilihan terbaik untuknya. Sampai proses pernikahan sanak saudara begitu antusias menghadiri nya. Dengan bermodalkan mahar hafalan Surat Al-Anfal dan Al-Waqiah, surat favorit Elly, Pirman resmi mengikat Elly.

Pirman juga memberikan mahar berupa 3 gram emas murni sebagai salah satu bentuk materi yang ia berikan untuk istri tercintanya.

Kini, pernikahan itu mulai menginjak usia tiga tahun. Keharmonisan yang begitu didambakan oleh semua orang telah mereka dapatkan atas izin Allah.

Menurut Elly, kunci keharmonisan itu hanya menjadikan Alquran dan Hadis sebagai rujukan. Ketika terjadi perbedaan atau perselisihan, sama-sama mengembalikan pada kedua sumber tersebut.

“Bukan pada ego masing-masing,” ujar Elly.

Elly sangat bahagia. Di usianya yang sudah menginjak setengah abad, Pirman masih setia dengan keromantisannya mendampingi bidadarinya itu. Hari-harinya dilalui karena Allah. Selawat, zikir, dan salat tak pernah terlewati oleh mereka. Kisah romantis Rasulullah sepertinya terealisasikan oleh Pirman dan Elly menjadi Siti Khadijah yang beruntung.

“Luruskan niat saat akan menikah semata karena mencari rida Allah, maka keberkahan akan mengiringi. Hambatan akan teratasi. Bagi Allah, tidak ada yang tidak mungkin. Jadi jangan pernah bersangka buruk pada Allah. Apa pun yang ada adalah kebaikan. Jangan takut menikah karena miskin. Allah akan mudahkan bila niatnya lurus dan karena Allah,” kata dia.

“Pacaran bukan cara benar mendapatkan jodoh karena banyak kasus yang pacaran sekian lama namun baru tahu watak asli pasangannya saat menikah. Banyak yang bubar padahal baru menikah setelah pacaran sekian tahun. Bila kita sebagai wanita merasa kurang cantik dan lain-lain, jangan suuzan kepada Allah. Jangan merasa tidak bisa dapat jodoh yang baik dan sesuai dengan keinginan kita karena penentu jodoh itu bukan fisik, juga bukan dengan upaya pendekatan kita dengan seseorang. Namun Allah yang akan mendatangkan. Dekatkanlah diri kita pada Allah, maka Allah akan mendekatkan kita pada sosok yang kita harapkan,” pungkas Elly.(*)

Laporan Lutpiah, Kontributor Jejamo.com

1 KOMENTAR

Komentar ditutup.

Populer Minggu Ini