Jejamo.com, Mesir – Seorang milyuner berkebangsaan Mesir, Naguib Sawiris, menyampaikan rencananya untuk membeli pulau yang akan digunakan untuk menampung para pengungsi dari Suriah dan negara-negara lain yang tengah dilanda konflik, demikian menurut berita yang dilansir Jejamo.com dari Huffington Post.
CEO dari Orascom Telecom Media and Technology yang berpusat di Kairo ini menyatakan saat ini tengah menunggu persetujuan untuk membeli pulau dari Yunani atau Itali. Berhubung para pengungsi tidak memiliki visa, maka harus ada negara yang mau memproses kedatangannya. Sawiris juga menyiratkan, menyediakan legalisasi status bagi para pengungsi jauh lebih rumit dibandingkan urusan membeli pulau itu sendiri.
“Anda tidak bisa begitu saja mengambil dan menempatkan orang pada suatu pulau yang Anda beli yang berada di bawah yurisdiksi. Kita butuh lembaga yang mengurus pasport dan orang yang mengawasinya. Kita butuh data mereka, butuh bea cukai”, ujarnya pada sebuah wawancara dengan Fareed Zakaria untuk CNN.
Lebih lanjut Sawiris berencana akan membangun semacam pangkalan di pulau tersebut untuk menerima kedatangan para pengungsi. Begitu pula halnya dengan membangun perumahan, sekolah, rumah sakit yang akan mereka gunakan begitu mereka tiba. Kemudian Ia juga akan menyediakan lapangan pekerjaan dengan membangun kota di pulau tersebut, karena menurutnya “perang ini tidak akan berakhir dalam beberapa minggu atau bulan. Ini bahkan bisa tahunan.”
Ketika ditanyakan apa yang mendorong rencananya tersebut, Sawiris mengaku tersentuh ketika melihat foto Aylan Kurdi, bocah 3 tahun asal Suriah yang tewas tenggelam bersama ibu dan saudaranya ketika berupaya melarikan diri ke Yunani. “Ini adalah sebuah moment yang, saya tidak bisa hanya duduk diam ketika menyaksikannya, berpura-pura bahwa itu bukan urusan saya.” Dari peristiwa itulah Ia berencana menamakan pulau yang dibelinya dengan sebutan Pulau Aylan.
Berdasarkan catatan resmi Uni Eropa, setidaknya 350.000 orang telah bermigrasi ke Eropa selama Januari hingga Agustus. Angka ini meningkat pesat dibandingkan tahun lalu, disebabkan perang sipil dan konflik lainnya di Suriah. Sementara lebih dari 2.600 jiwa telah tenggelam di Laut Mediterania ketika mencoba mencapai Eropa. (*)