Jejamo.com, Bandar Lampung – Keluarga besar eks Residen Lampung Mr Gele Harun sedih banyak orang gak paham sejarah lokal termasuk tokoh dan pahlawan asal Lampung. Kebanyakan hanya tahu nama tokoh itu dari nama jalan tanpa mengetahui siapa sebenarnya tokoh tersebut.
Demikian disampaikan Mulkarnaen, salah seorang putra eks Residen Lampung Mr Gele Harun yang tahun lalu dianugerahi gelar pahlawan daerah bersama KH A Hanafiah.
“Anak-anak sekarang tak banyak kenal tokoh tokoh Lampung dan kiprah mereka dalam mempertahankan kemerdekaan. Padahal ada banyak pahlawan yang layak dipelajari perihidupnya sehingga menjadi pelajaran untuk semua. Terutama soal patriotisme dan nasionalisme,” kata dia saat menerima kunjungan jurnalis sekolah dari SMP IT Daarul Ilmi, Senin, 23/1/2017.
Mulkarnaen mengusulkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Lampung agar memasukkan sejarah dan tokoh-tokoh Lampung dalam muatan sejarah pada kurikulum. Hal ini penting agar generasi muda tahu dan mengerti perjuangan pahlawan di Lampung.
“Dinas Pendidikan memiliki anggaran. Bisa dibikin proyek penulisan sejarah lokal Lampung dan profil pahlawan pahlawan di tingkat lokal,” ujarnya.
Mr Gele Harun sendiri adalah “Residen Perang” semasa Pemerintah Darurat Keresidenan Lampung 1948-1949. Mr Gele Harun memimpin Pemerintah Darurat Keresidenan Lampung di Way Tenong Lampung Barat. Pemerintah Darurat sebagai imbas agresi militer II Belanda.
Usai masa pemerintah darurat, Mr Gele Harun menjadi Residen Lampung definitif oleh Presiden Sukarno pada 1950-1955. Usulan pahlawan sendiri pertama kali dicetuskan tokoh Lampung KH Arief Makhya yang pada 2013 mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar menjadikan Mr Gele Harun sebagai pahlawan nasional.
Adapun nama-nama tokoh Lampung yang layak diketahui oleh generasi penerus antara lain tokoh pendidikan Lampung Abdurahman yang namanya diabadikan menjadi nama Taman Hutan Raya Wan Abdurahman, Kapten Abdul Haq yang namanya dijadikan nama jalan di daerah Rajabasa, Kamaroeddin tokoh pers Lampung yang namanya diabadikan menjadi nama jalan di daerah Bataranila, Alamsyah Ratuprawiranegara yang pernah menjadi menteri agama semasa Presiden Suharto, dan masih banyak lainnya.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com