Jejamo.com, Bandar Lampung – Produksi cabai merah Provinsi Lampung selama 2016 mencapai 34.821 ton atau naik bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Sejak 2014, Lampung dikenal sebagai produsen cabai merah dan cabai rawit terbesar di Sumatera. Bahkan, produksinya surplus dan menyuplai kebutuhan di Sumatera dan Jawa,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Edi Yanto dilansir Antara, Sabtu, 12/8/2017.
Ia menyebutkan produksi cabai merah pada tahun 2014 tercatat 32.260 ton, sempat turun menjadi 31.272 ton pada tahun 2015. Namun, naik lagi menjadi 34.821 ton pada tahun 2016.
Menurut dia, cabai rawit produksinya pada tahun 2014 sebanyak 15.001 ton. Akibat pengaruh cuaca, sempat turun menjadi 14.727 ton pada tahun 2015, kemudian naik lagi menjadi 15.823 ton pada tahun 2016.
Pada tahun 2017, lanjut dia, Lampung mengembangkan 710 hektare lahan cabai di seluruh kabupaten/kota guna memenuhi kebutuhan akan komoditas tersebut, baik di Provinsi Lampung maupun daerah lain.
Di sisi lain, menurut dia, reputasi Provinsi Lampung sebagai daerah surplus cabai harus dipertahankan dengan mengendalikan hama. Salah satunya dengan pelatihan aplikasi agen hayati corynebacterium untuk menekan perkembangan penyakit antraknosa.
Ia mengatakan bahwa petani harus menguasai aplikasi ini agar panen maksimal. Salah satu sentra yang jadi fokus perhatian di Kabupaten Tanggamus.
Para petani cabai di Desa Dadapan, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Tanggamus mendapat bantuan agen hayati sekaligus bimbingan cara mengaplikasikannya di lahan pertanaman cabai milik Kelompok Tani Jaya Mulya I.
“Petani diajarkan cara membuat perangkap likat kuning yang bermanfaat sebagai perangkap bagi hama thrips dan kutu kebul,” kata Edi Yanto.(*)