Jejamo.com, Bandar Lampung – Asosiasi Suplayer Kopi Lampung (ASKL) periode 2017-2020 dikukuhkan. Mulyadi terpilih sebagai ketua ASKL dan telah melantik anggotanya menjadi wadah organisasi para penyuplai kopi.
Dalam sambutannya Mulyadi mengatakan, tujuan utama adanya ASKL untuk meningkatkan penghasilan kopi robusta lampung sehingga petani kopi di Lampung bersama dengan ASKL sebagai penyuplai kopi bekerja sama dalam meningkatkan produksi, ekspor-impor, utamanya jenis robusta.
“Saat ini kopi robusta Lampung tiap tahun mengalami penurunan hasil produksi. Hal ini yang menjadi penyebab berkurangnya ekspor kopi dari Lampung,” kata dia dalam sambutannya di Jalan Ryacudu, Gang Pembangunan A5, Sukarame, Bandar Lampung, Minggu, 9/4/2017.
Dirinya menuturkan, per tahun produksi kopi robusta bukan meningkat, melainkan menurun. Kalau dihitung tahun 2016 hanya sekitar 200 ribu ton/tahun. Itu mengalami penurunan sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya. Jika biasanya satu hektare menghasilkan 1,5 ton, kini hanya 2 kuintal per 1 hektare.
“Kemungkinan ada banyak faktor penyebab penurunan penghasilan kopi robusta. Selain cuaca, pupuk subsidi yang mahal dan ada juga faktor pemerintah,” jelasnya
Sementara itu, Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Seluruh Indonesia (AEKI) Lampung Juprius menyambut baik ASKL sebagai organisasi penyuplai Kopi. Hal ini sesuai dengan tujuan AEKI yakni melakukan ekspor kopi Lampung.
“Sekarang kalau kopi tidak tidak ada, eksportir kopinya bagaimana dapat sampai kepada kita. Saya lihat dengan adanya ASKL ini dengan baik dan tujuan kita tercapai untuk meningkatkan hasil kopi Lampung,” jelas dia.
Dirinya berharap dengan dikukuhkan ASKL ini, kopi robusta dari Lampung semakin meningkat produksinya sehingga bisa menyaingi negara lain.
“Kita dengan Vietnam kalah padahal mereka belajar sama kita, ini harus ada pembinaan untuk petani kita,” tegasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com