Rabu, November 6, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Psikolog: Orang Tua Siksa Anak Kemungkinan Alami Gangguan Jiwa

Pasangan suami istri, Ek dan Su digelandang Polresta Bandar Lampung usai ditetapkan tersangka kasus penganiayaan terhadap anaknya. | Andi/Jejamo.com
Pasangan suami istri, Ek dan Su digelandang Polresta Bandar Lampung usai ditetapkan tersangka kasus penganiayaan terhadap anaknya. | Andi/Jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Psikolog Anak Sri Hastuti mengatakan, kekerasan yang dilakukan orangtua terhadap anak kandung atau tiri biasanya berdampak serta faktor kepribadian seorang anak yang menjadi korban.

“Anak korban kekerasan yang dilakukan orangtuanya sangat berpengaruh proses pembentukan kepribadiannya. Maka dibutuhkan rasa aman bagi anak, karena, kekerasan pada anak dampaknya mempengaruhi tumbuh kembang anak,” jelasnya kepada jejamo.com, Kamis, 3/3/2016.

Selain itu, lanjut Sri, anak yang menjadi korban, hidup dalam tekanan terhadap anak maka korban akan takut bilang tidak dan menjadi kurang berani. “Yang jelas anak korban kekerasan akan mengalami trauma yang mendalam,” pungkasnya.

Menurutnya, orang tua yang tega menyiksa anak kemungkinan orangtua tersebut mengalami gangguan jiwa. “Apalagi orang tua itu sampai membunuh anaknya, maka itu gejala-gejala gangguan jiwa, dan marahnya orang tua pasti tidak sampai menghilangkan nyawa,” urainya.

Dia menambahkan, kemungkinan karena, ada pengalaman orang tuanya yang menagalami kekerasan pada zaman kecil dan bukan karena kurang pengetahuan, tapi, karena pengalaman dan didikannya. Sehingga keluar dari alam sadarnya melakukan kekerasan kepada anak.

“Emosi orangtua yang juga tidak stabil, itu juga bisa dipicu masa kecilnya. Sebagai orang tua, seharusnya bisa memberi rasa aman pada anak. Kalau anak melakukan kesalahan, seharusnya ditanya kenapa nakal dan ada apa,” tambahnya.

Selain itu, kata dia, orang tua juga harus mengkontrol emosi terhadap anak, jangan suka membawa masalah kerjaan kerumah, atau kalau sedang ribut dengan pasangannya jangan di lampiaskannya kepada anak.

“Rata-rata yang memicu kekerasan pada anak terjadi dari keributan antara pasangannya, suami dan istri, malah nanti yang menjadi korban anak seperti kasus yang terjadi ini,” pungkasnya.(*)

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini