Jejamo.com, Lampung Selatan – Sejak sekolah diliburkan dan siswa belajar di rumah, Abu Bakar mesti putar otak. Jika tak begitu, dapurnya bisa-bisa tak ngebul.
Ia selama ini mendapatkan uang dari berjualan mainan dan beratraksi sulap di sekolah-sekolah.
Pangsa pasarnya anak-anak sekolah. Begitu siswa belajar di rumah, Abu Bakar kelimpungan juga. Pendapatannya merosot drastis.
Namun, bukan Abu Bakar namanya kalau patah semangat. Sejak muda dulu, ia rajin beribadah. Tak hanya yang lima waktu, ibadah sunah lain juga ia rutinkan.
Yang jelas, kata dia, ini ujian dari Allah swt. Sekaligus bisa membuatnya makin khusyuk dalam beribadah.
“Ramadan ini istimewa. Lebih banyak ibadah,” kata dia kepada jejamo.com hari ini di Lampung Selatan.
Kata Abu Bakar, yang penting adalah memiliki keyakinan kepada Allah Swt bahwa rezeki itu ada. Syaratnya tetap mau berusaha apa saja asal halal.
Di rumah, istrinya membuat kue-kue yang bisa dijual saat berbuka puasa.
Dari akrivitas istrinya mengajar ngaji anak-anak, pengurus masjid juga memberikan honorarium.
“Alhamdulillah masih cukup. Masih syukur bisa makan, bisa ibadah,” kata dia.
Kepada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang memberikan tali asih, ia mengucapkan syukur dan terima kasih.
“Alhamdulillah dapat bantuan dari JAPFA. Semoga usahanya diberikan keberkahan,” tutupnya. [Sugiono]
(Artikel ini Dipersembahkan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk)
