Jejamo.com, Lampung Selatan – Sejak setahun lalu Hendro diberhentikan dari pekerjaan penjaga menara tegangan tinggi milik sebuah perusahaan rekanan PLN. Sejak itu, ia memutuskan untuk berjualan makanan.
Ada banyak jenis makanan yang sempat ia coba buat. Dari pempek, gorengan, sampai martabak.
Belakangan ini ia lebih memilih berjualan bakso bakar. Anak-anak di sekitaran rumahnya Desa Hajimena, Natar, Lampung Selatan, suka dengan bakso bakar. Ia juga menjual bakso yang belum diolah kepada tetangga dan pelanggan lainnya.
Dari situ ayah tiga anak ini bisa menghidupi keluarga. Hendro merasakan dampak dari pandemi covid-19 ini.
Anak-anak tidak bersekolah dan tidak memegang uang jajan. Sehinggan omzet jualannya menurun drastis.
Meski kasatmata layak mendapat bantuan dari pemerintah, sejak dulu Hendro tidak pernah menerimanya.
Termasuk program keluarga harapan atau penerima bantuan langsung tunai.
“Enggak tahu tuh, enggak masuk datanya,” kata dia.
Meski omzet menurun, ia tetap berdagang.
Menjelang Lebaran ini, ia menawarkan kue -kue kering bikinannya kepada saudara dan tetangga.
Makanan kecil seperti tusuk gigi menjadi pilihannya. Ada pula kue brownies kering ukuran kecil yang ia bikin dan jual.
“Ya apa aja dikerjakan. Supaya bisa makan dan buat anak sekolah,” kata pria 40-an tahun ini kepada jejamo.com hari ini.
Ia mengucapkan terima kasih atas tali asih dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Ia mendoakan Jafa Grup bisa eksis dan makin banyak membantu warga yang kesulitan ekonomi. [Sugiono]
(Artikel ini Dipersembahkan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk)