Jejamo.com, Bandar Lampung – Meski sudah lanjut usia, Ponijan (70) masih bersemangat berjualan berbagai jenis kacang, salah satunya kacang kulit. Pekerjaan ini sudah ditekuninya sejak usia 18 tahun hingga sekarang.
Ponijan menyusun barang dagangannya dengan menggunakan bakul dan nampan yang terbuat dari bambu. Sesekali ia terlihat sedang membungkus kacang kulit menggunakan kertas berwarna putih. Barang dagangan dijual berkisar harga Rp1.000-Rp2.000.
“Saya mulai berjualan dari 18 tahun sampai sekarang. Awalnya berjualan itu hanya mau mandiri saja. Tapi, kerjaan ini masih saya pertahankan. Kalau sehari-hari saya dagangnya di Gudang Lelang. Tapi, kalau bulan Ramadan saya dagangnya di Lapangan Merah Enggal,” ujar warga Kelurahan Kelapatiga, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung ini, Rabu, 7/6/2017.
Lanjut Ponijan, barang-barang yang dijual bukan buat sendiri. Ia juga mendapatkan dengan cara membeli dari seseorang pengelola.
“Semuanya saya beli mentah, terus diolah dan dikemas kembali. Di sini yang dijual itu ada emping, kacang pedas, jagung, dan kacang kulit,” ungkapnya.
Setiap hendak berjualan, dirinya selalu diantar jemput oleh cucunya menggunakan sepeda motor.
“Saya dibantu cucu, biasanya bersama suami. Tapi, suami saya sudah meninggal dunia lima tahun yang lalu,” kata dia.
“Walaupun saya sudah tua, saya tetap puasa. Karena puasa itu ibadah, jadi harus dikerjakan,” ujar nenek dari 8 anak dan 6 cucu ini.
Ponijan juga mengucapkan terima kasih atas bantuan yang ia terima dari donatur dan jejamo.com.
“Terima kasih untuk donatur dan jejamo.com.”(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com