Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Puisi Rahmad Saleh Hikayat Buang Tondjam Sisihkan 365 Karya Lomba Cipta Puisi Krakatau Award 2017

Isbedy Stiawan ZS | ist
Isbedy Stiawan ZS | ist

Jejamo.com, Bandar Lampung – Puisi berjudul “Hikayat Buang Tondjam” karya Rahmad Saleh, asal Bandar Lampung, menyisihkan 365 puisi yang masuk pada Lomba Cipta Puisi Krakatau Award tahun 2017 yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, dalam rangka Festival Krakatau 2017.

Hasil rapat dewan juri yakni Ari Pahala Hutabarat, Isbedy Stiawan ZS, dan Syaiful Irba Tanpaka pada Senin, 14/8/201, memilih “Hikayat Buang Tondjam” karena puisi tersebut, juga puisi-puisi pemenang lainnya, telah mampu mengolah tema dengan serius.

Dikatakan Ari Pahala Hutabarat, penyair dan sutradara teater Komunitas Berkat Yakin (KoBer), puisi-puisi yang menang juga mampu mengelola kompleksitas tema dan tak terjebak pada “lomba”. “Lalu, secara teknis formal, puisi-puisi pemenang relatif paling beres ketimbang peserta lainnya,” lanjut dia.

Masih kata Ari Pahala, selain banyak puisi yang idiom kelokalan hanya tempelan dan tak dalam, juga klise, dan nyaris terjebak pada tema yang disodorkan panitia. “Jadi ada pretensi (ingin) mencocok-cocokkan puisi dengan tema lomba,” ujarnya.

Hal sama dinyatakan Isbedy Stiawan ZS. Menurut dia, banyak puisi yang masuk lebih condong memainkan idiom-idiom ke-Lampung-an, namun bila dikejar terasa hanya tempelan. “Akibatnya, beberapa di antaranya terkesan tidak hidup. Hanya lanskap, cuma gambaran lokalitas,” kata Isbedy.

Selain itu, lanjutnya, peserta terjebak pada tema dan kata “potret pembangunan” sehingga tak berani membiarkan “keliaran” imajinasi. “Saya merasakan banyak puisi yang tak mau ‘berpayah-payah mendedah’ dari tema yang disodorkan. Jadi, puisi yang terbaca kalau tak mengesankan hanya tempelan demi tema, ya terasa kering,” ujar pemenang pertama Lomba Cipta Puisi Cimanuk ini.

Sementara itu, Syaiful Irba Tanpaka, juri yang juga Kepala Seksi Ekonomi Kreatif Berbasis Senibudaya menilai, dari segi tema memang hampirl seluruh puisi yang masuk sangat menggembirakan. Artinya, peserta telah faham dengan kriteria yang disodorkan panitia.

“Namun, cara mengolah dan mengelola tema memang tiap penyair akan berbeda. Begitu pula teknik meramu tema yang ada ke dalam puisi, itu tergantung dari kepiawaian seorang penyair,” ujar Syaiful yang juga sastrawan Lampung itu.(rilis)

 

 

 

Populer Minggu Ini