Jejamo.com, Tanggamus – Puluhan hektare tanaman padi milik petani Pekon Teba, Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus, terancam gagal tumbuh.
Suhaili, Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya 2 Pekon Teba, yang juga sebagai petani sawah setempat, mengatakan, sekitar 20 hektare tanaman padi sawah mereka bantat menguning dan layu pada pelepah daunnya. Gejala itu terlihat setelah dilakukan pemupukan di usia 7 sampai 10 hari pascatanam.
“Saat ini usia padi kami berumur 25 hari. Upaya untuk mengatasi serangan hama itu sudah kami lakukan dengan melakukan penyemprotan pestisida secara berulang-ulang, demikian juga pengaturan buka tutup sumber air atau mengeringkan dan membasahi tanaman padi. Namun, sampai hari ini belum terlihat ada perubahan, malah tambah parah,” ujarnya kepada Jejamo.com, Minggu, 17/12/2023.
Menurut dia, para petani di Pekon Teba sudah melaporkan permasalahan tersebut kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan sudah dilakukan peninjauan langsung ke lapangan. Sayangnya solusi untuk melakukan penyemprotan dengan menganti merek pestisida oleh PPL belum menunjukkan perubahan pada tanaman padi tersebut, bahkan dinilai bertambah parah.
“Dari hasil penelitian PPL, penyebab layu dan putusnya pelepah padi itu karena ulat pengerek batang,” jelas elas Suhaili.
Dirinya berharap Pemkab Tanggamus melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Holtikultura bersama tim ahli bisa turun langsung ke lapangan untuk mengetahui pasti penyebab serta mencarikan solusi cara pengendaliannya. “Kami juga berharap mendapatkan bantuan obat-obatan,” ungkapnya.
Terkait keluhan para petani di Pekon Teba ini, Jejamo.com mencoba mengonfirmasi Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas KPTPH Tanggamus, tetapi nomornya tidak aktif. (*) (Zairi)