Jejamo.com, Kota Metro – Seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pedagang pempek keliling di Kota Metro bisa menyekolahkan empat orang putrinya. Hal ini membuatnya bangga sekaligus haru.
Himpitan ekonomi dan mahalnya biaya pendidikan, membuat Liswati (49) merasa harus bekerja menghasilkan uang. Ia memutuskan membantu Ahmad Syahbeni (50) suaminya menambah pemasukan demi mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Berbekal pengalaman hidup dan tekad menyekolahkan empat putrinya hingga selesai, wanita paruh baya yang akrab disapa Bude Lis itu memilih menjadi penjual pempek keliling, seperti dulu saat ia masih lajang.
“Dulu waktu masih gadis aku pernah jual gorengan. Sesudah nikah, kira-kira Septi (putri sulungnya) umur satu tahun, aku jualan lagi. Tahun 93 kalau gak salah,” ucap Bude Lis saat ditemui Jejamo.com di salah satu tempat mangkalnya di depan Puskesmas Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur, Minggu, 18/9/2022.
Saban hari rutinitas Bude Lis dimulai seusai waktu subuh, setelah dia selesai menyiapkan sarapan untuk keluarga dan merapikan perabotan di rumah lalu lanjut mempersiapkan dagangan untuk dijajakan.
Tinggal di kawasan pendidikan Kota Metro, membuat aktivitas dagang keliling Bude Lis tak jauh-jauh dari salah satu kampus di wilayah tersebut. Ini salah satu yang membuat mimpinya kian kuat untuk menyekolahkan anak-anaknya agar memperoleh pendidikan yang baik.
Dia menyadari biaya pendidikan tidaklah murah. sementara suaminya hanya seorang buruh tukang yang jarang dapat kerjaan. Sebab itu Bude Lis rela bekerja sepanjang hari, menawarkan pempek buatannya dengan cara berkeliling dan tak jarang juga mangkal di pinggir jalan.
“Gimana ya, namanya orang tua kan pengin anaknya sukses, biar dia sekolah, biar punya ilmu,” ucapnya lirih sambil mengucek-ngucek ujung jilbabnya.
“Intinya orang tua itu hanya sebatas menyekolahkan anak, supaya anak sukses, nanti kalau dia sudah lulus, sudah punya ilmu, biar nanti dia dapat pekerjaan atau membuka usaha kan lebih gampang,” tambahnya.
Sejak 1993 Bude Lis berjualan, kurang lebih selama kurun 29 tahun ia lewati, kini dia merasa bersyukur lantaran 3 dari empat putrinya telah selesai disekolahkan. Si sulung berhasil meraih gelar sarjana, putri kedua dan ketiga telah lulus sampai tingkat SMA, dan kini ia hanya fokus dengan pendidikan si Bungsu yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.
Sejauh ini dia percaya bahwa hasil tidak pernah mengkhianati proses dan semua jerih payah usahanya demi si buah hati akan berbuah kesuksesan mereka di hari depan.(*)[Anggi]