Jejamo.com, Bandar Lampung – Rahmat (22) tersangka anggota komplotan pencuri sepeda motor yang kerap beraksi di Badar Lampung mengaku, dalam aksi pencurian ia berperan sebagai joki atau menunggu di atas sepeda motor, yang bertugas mengawasi situasi sekitar.
“Saya cuma menunggu dan memantau situasi, yang mengambil motor teman saya. Sudah 6 kali saya melakukan pencurian di Bandar Lampung,” ujarnya dihadapan petugas kepolisian, Polresta Bandar Lampung. Minggu, 24/4/2016.
Dia menuturkan, hasil pencurian sepada motor dijual oleh rekannya ke berbagai daerah di Lampung dengan harga bervariasi, yaitu antara Rp 2 hingga Rp 3 juta. “Yang jual teman saya, saya tidak tahu jualnya kemana. Kalau saya cuma dapat jatah Rp 500 sampai Rp 700 ribu. Uangnya dipakai untuk makan sehari-hari,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Petugas Unit Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung melumpuhkan kaki tersangka tindak pidana pencurian sepeda motor dengan timah panas. Tersangka yakni Rahmat (22) warga Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung. Tersangka dilumpuhkan karena melawan saat petugas meringkusnya, pada Selasa 19/4/2016 lalu.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung Komisaris Dery Agung Wijaya mengatakan, saat hendak dilakukan penangkapan, petugas mendapatkan perlawanan aktif dan tersangka juga berusaha melarikan diri. Terpaksa petugas menembak kedua kaki tersangka, 2 timah panas bersarang du kaki kanan dan 1 di kaki kiri.
“Tersangka kami tangkap saat berkumpul bersama rekannya di Jalan Soekarno Hatta. Karena tersangka melawan, kami terpaksa menembak kakinya,” ujar Dery kepada jejamo.com, di Mapolresta Bandar Lampung. Minggu, 24/4/2016.(*)
Laporan Andi Apriyadi, wartawan jejamo.com