Jejamo.com, Palestina – Rakyat Palestina akhirnya bisa menikmati jaringan data Internet berkecepatan tinggi 3G setelah selama satu dekade Israel menerapkan larangan.
Menurut pejabat Palestina, dua penyedia layanan seluler Palestina, Wataniya dan Jawwal, diperkirakan akan meluncurkan layanan 3G di Tepi Barat akhir bulan ini, setelah Israel menetapkan frekuensi dan mengizinkan impor peralatan.
“Sudah waktunya,” kata CEO Wataniya Durgham Maraee, seperti dilansir dari Haaretz, selasa (16/1).
Operator penyedia layanan Internet di Palestina sudah meminta izin kepada Israel untuk meluncurkan layanan ini dan baru dikabulkan satu dekade kemudian.
Langkah ini memang terbilang lambat, saat Timur Tengah sudah berada pada layanan 4G yang lebih cepat.
Lambatnya izin layanan data mobile 3G membuat perusahaan seluler merugi, termasuk dalam persaingan dengan perusahaan Israel yang sudah menawarkan jangkauan 3G dan 4G kepada masyarakat Palestina di Tepi Barat, melalui menara pemancar sinyal.
Selain itu, Bank Dunia juga mengkritik perusahaan Israel yang tidak membayar pajak dan uang lisensi kepada pihak berwenang Palestina.
Larangan jaringan 3G masih berlaku di Jalur Gaza. Israel beralasan larangan jaringan 3G ini karena masalah keamanan. Maksudnya, jika data Internet memiliki kecepatan tinggi, maka bisa memudahkan militan Palestina untuk berkomunikasi, dan itu bisa mengurangi risiko pengawasan Israel.
Menurut COGAT, kantor cabang Departemen Pertahanan Israel, pihaknya sudah menerapkan nota kesepahaman tahun 2015 dengan Palestina mengenai jaringan 3G. Mereka mengharapkan jaringan 3G di Palestina sudah diluncurkan dalam dua sampai tiga pekan ini.(*)