Jejamo.com – Perumahan bertingkat yang roboh setelah diguncang gempa di Taiwan diduga menyimpan ratusan korban yang masih hidup. Tim penyelamat menemukan tanda-tanda kehidupan setelah gempa berkekuatan 6,4 skala Richter itu melanda Taiwan Selatan, Sabtu, 6 Februari 2016.
Dilaporkan Tempo.co dari laman Belfast Telegraph pusat penanganan darurat di Kota Tainan, kota paling parah terkena dampak gempa mengatakan telah menyelamatkan 171 orang dari reruntuhan bangunan itu. Wali Kota Tainan Lai Ching-te mengatakan 124 orang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Ching-te menjelaskan, tim menyelamatkan korban hanya dengan mengandalkan informasi dari sejumlah warga yang berhasil keluar dari reruntuhan tersebut.
Sementara itu, seorang pria berusia 60 tahun, yang putranya berhasil menyelamatkan diri dan menantunya berada dalam kondisi kritis di rumah sakit, mencoba membantu tim penyelamat menemukan cucunya.
“Cucu saya 11 dan 12 tahun masih berada di dalam di lantai sembilan,” ujar pria yang teridentifikasi dengan nama keluarga Huang tersebut. “Saya mengatakan kepada anak saya untuk tidak membeli apartemen di sini harganya yang murah mencurigakan,” jelasnya kemudian.
Runtuhnya rumah bertingkat tersebut memuncul pertanyaan apakah bangunan peninggalan sejak tahun 1989 itu masih layak digunakan.
Pemerintah Tainan mengatakan bangunan itu tidak terdaftar sebagai struktur berbahaya sebelum gempa. Menteri Dalam Negeri Chen Wei-zen menegaskan, penyelidikan akan dilakukan untuk mencari tahu kemungkinan pengembang mengabaikan perawatan gedung.
Gempa bumi sering menyerang Taiwan, tapi kebanyakan fenomena alam itu adalah gempa kecil yang menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan. Gempa terbesar terakhirberkekuatan 7,6 skala Richter terjadi pada 1999 dan menewaskan lebih dari 2.300 orang.(*)
Tempo.co