Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Relawan ACT Bantu Penyintas Uighur

Bantuan ACT untuk muslim Uighur. | Dokumentasi ACT

Jejamo.com, Turki – Sudah berlangsung menahun bagi puluhan ribu etnis Uighur menganggap Turki sebagai ‘rumah pengganti’.

Pasalnya perilaku tidak adil telah membuat mereka sebagai Muslim minoritas terpaksa pergi dari Xinjiang, tanah air mereka sendiri. Tersiksa oleh persekusi, penjara, sampai ancaman pembunuhan menjadi alasan utama mereka untuk lari, memilih menjadi penyintas di Turki.

Menurut sebuah buku berjudul Ethno-diplomacy, The Uyghurs Hitch in Sino-Turkish Relations, setidaknya pada tahun 2010 atau hampir satu dekade lalu, jumlah penyintas Uighur di Turki mencapai 45.800 jiwa. Mereka mendiami dan memilih Turki sebagai rumah pengganti.

Namun, hari demi hari menjalani hidup di Turki, bukan berarti mudah bagi mereka. Fakta menyebutkan, terdapat banyak diaspora Uighur di Turki yang hidup serba kekurangan, bahkan di bawah garis kemiskinan.

Tinggal di negara orang sebagai warga negara asing pun membuat mereka merasa kesulitan dalam mendapat pekerjaan. Akibatnya, mereka harus bergantung pada bantuan dan uluran tangan agar bisa terus bertahan.

Ahmad, salah seorang etnis Uighur mengisahkan, hingga sekarang mereka memang masih sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Namun, menurut Ahmad, etnis Uighur justru lebih mengharapkan masyarakat dunia ikut menyuarakan kondisi mereka, baik yang berada di Xinjiang maupun yang sudah menjadi diaspora di negara-negara lain.

“Kami berharap, kalian juga menyuarakan bahwa kezaliman sedang menimpa kami di sini (Turki) maupun di Cina. Dunia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ungkap Ahmad kepada Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada pertengahan April lalu. Demikian dikutip jejamo.com dari news.act,id.

Firdaus Guritno dari Global Humanity Response ACT mengungkapkan, pertemuan tim dengan Ahmad adalah ketika tim bersama relawan lokal menyambangi kediamannya di Kayseri, Turki.

Kata Firdaus, kunjungan tim sekaligus dalam rangka menyampaikan amanah bangsa Indonesia untuk etnis Uighur.

“Alhamdulillah kami telah merampungkan pemberian paket pangan kepada 160 keluarga diaspora Uighur di Kayseri, Turki. Kebanyakan dari mereka menjadikan losmen dan madrasah sebagai rumah mereka,” terang Firdaus.

Menurut Firdaus, bukan kali pertama amanah melalui ACT dikonversi dalam beberapa tahapan.Sebelumnya juga ada diplomasi pembebasan hingga bantuan yang diberikan secara langsung.

Dengan begitu, Indonesia pun tidak melupakan keberadaan diaspora Uighur di Turki, terlebih menjelang kedatangan Ramadan yang tinggal menghitung hari.

Serupa dengan apa yang sedang disiapkan keluarga muslim di Indonesia, Diaspora Uighur pun sedang menyiapkan berbagai kebutuhan pokok untuk melewati 30 hari Ramadan.

“Semoga paket-paket pangan yang dititipkan masyarakat Indonesia untuk etnis Uighur ini juga menjadi kebaikan di awal Ramadan,” tutur Firdaus.

Ahmad mewakili ratusan Diaspora Uighur di Turki mengaku senang atas kehadiran Tim ACT yang terus membersamai mereka.

“Kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ACT dan juga masyarakat Indonesia. Saat ini kami hanya mendapat bantuan dari sesama diaspora, juga beberapa dari Kementerian Agama Turki dan pemerintah kota. Namun, adanya bantuan yang diberikan kesekian kalinya, Indonesia benar-benar menjadi saudara yang peduli dengan kami,” tutur Ahmad. []

Populer Minggu Ini