Jejamo.com, Bandar Lampung – Namanya Monica Ladyana Monalisa, tapi kawan-kawan akrab dan sejawatnya dalam bekerja lazim menyapanya Boenga, lengkapnya Boenga Mandalawangi. Nama Boenga awalnya adalah nama pena si empunya nama.
Lantaran suka menulis puisi, Monica lantas menyematkan nama Boenga Mandalawangi sebagai nama pena. Termasuk saat ia didapuk menjadi reporter sebuah dwimingguan yang terbit di Kabupaten Pringsewu sejak akhir 2015 lalu.
Paras Boenga bolehlah dikatakan cantik. Lantaran itu pula, saban bertugas di lapangan, ia acap “digoda “ beberapa narasumber. Untungnya, masih dalam tahap wajar, tak sampai ke kulminasi kekurangajaran.
Boenga mengaku, ia senang sekali jika menulis kisah-kisah inspiratif. Kata ibu seorang putri ini, ia sangat terkesan dengan seorang Mbah Mudjiati yang berusia 90 tahun tapi masih semangat menjajakan jajanan pasar.
“Padahal, ia tuh bungkuk kalau berjalan. Tapi, dia tetap semangat. Aku terkesan banget. Masak yang sudah tua saja semangat, kita yang muda malah sering mengeluh,” kata Boenga yang lahir di pada 3 Agustus 1989.
Boenga mengatakan, ia senang menjadi reporter karena bisa bertemu dengan banyak narasumber. Meski latar belakangnya calon sarjana pendidikan ilmu sejarah dari FKIP Universitas Lampung, Boenga malah kesengsem berat dengan dunia jurnalisme.
“Awalnya kepingin jadi guru, tapi belakangan aku putuskan mantap di dunia jurnalistik. Di sini aku banyak dapat ilmu dari para senior,” kata dia kepada jejamo.com via BlackBerry Messenger, Minggu, 31/7/2016.
Bunga menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat, SMP Negeri 4 Pringsewu, MAN Pringsewu sebelum kuliah di FKIP Unila.
Boenga mengaku tak pernah mendapatkan workshop jurnalistik semasa di kampus. Ia murni mendapatkan pasokan pengetahuan tulis-menulis dari tempat bekerjanya sekarang.
“Aku kan pergi-pulang dari Pringsewu ke Unila naik bus. Jadi enggak sempat ikutan organisasi kemahasiswaan. Lagipula aku ada anak yang mesti diurus,” lanjutnya.
Boenga mengaku mendapat tawaran menjadi reporter televisi dari beberapa kawan jurnalis. Namun, ia ingin memantapkan pengalaman dahulu di media tempat ia bekerja sekarang.
Jadi news anchor?
“Mau banget, kayak Najwa Shibab. Tapi aku mesti meningkatkan kemampuan diri dulu,” pungkasnya.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com