Jejamo.com, – Film Jenderal Soedirman yang saat ini sedang diputar di bisokop-bioskop tanah air menambah pilihan bagi pecinta tontonan dalam negeri. Film ini berlatar belakang sejarah yang kembali mengangkat biografi salah satu pahlawan bangsa. Kita tentu masih ingat film-film serupa seperti Soe Hok Gie (2005), Sang Pencerah (2010), Soekarno (2013), Tjokroaminoto (2015), dan film lainnya. Kehadiran film-film ini bisa menjadi alternatif di antara film-film Hollywood.
Di dalam film biografi riset menjadi hal penting. Film yang baik tak hanya menghibur dan menyampaikan pesan pada penonton, tetapi juga memiliki kesan mendalam. Film Jenderal Soedirman yang disutradarai Viva Westi juga tak terlepas dari proses riset. Tentu tak mudah merekrontruksi sosok jenderal yang terkenal dengan taktik perang gerilya ini dalam sebuah film.
Aktor Adipati Dolken yang menjadi pemeran utama kesulitan untuk mendalami sosok Jenderal Soedirman saat proses pra-produksi. Hal ini dikarenakan minimnya referensi dokumentasi visual Sang Jenderal.
Meski begitu, kehadiran film Jenderal Soedirman layak diapresiasi. Tak hanya sebagai media hiburan, film juga bisa menjadi wahana penyadaran dan alat propaganda. Di titik ini, insan perfilman tanah air bisa mengemasnya dalam hiburan audio visual dengan sentuhan patriotik. Generasi muda saat ini bisa belajar bagaimana tokoh dari masa lalu berjuang demi negaranya. Sehingga film Indonesia tak melulu menjual paha dan dada.(*)
Editor jejamo.com Dede Safara Wijaya
