Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Rintis Desa Binaan, JAPFA Bangun Kelompok Swadaya Masyarakat di Lampung Tengah

Warga Anaktuha dalam Desa Binaan JAPFA. | JAPFA

Jejamo.com, Lampung Tengah – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) melalui anak usahanya PT Santosa Agrindo (Santori) yang berlokasi di Kecamatan Anaktuha, Lampung Tengah, sedang merintis desa binaan di daerah Ring 1 Feedlot perusahaan penggemukan sapi potong ini.

Upaya merintis membentuk desa binaan tersebut diawali JAPFA dengan membekali calon anggota KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) melalui pelatihan pengelolaan keuangan kelompok dan pelatihan pengelolaan kelembagaan kelompok di tiga dusun di sekitar lokasi usaha.

“Baru kali ini kami dapat pendampingan seperti ini. Ini jauh lebih bermanfaat karena kelompok bener-bener dibina,” ujar Maulhamdi, Ketua KSM Jaya Sakti.

“Berbeda dengan program yang lain lebih banyak memberikan bantuan saja,” lanjut Maulhamdi.

Maulhamdi menjelaskan, pelatihan tersebut telah dijalankan setelah melalui proses pendampingan oleh JAPFA selama dua bulan. Melalui pendampingan tersebut, menurut dia, dapat membentuk kelompok yang solid dengan anggota dengan visi sama.

“Pendampingan dari JAPFA harapannya bisa diteruskan agar anggota kelompok nantinya dapat mengembangkan kegiatan usaha bersama-sama di dalam kelompok,” ujar Maulhamdi.

“Kami saat ini berusaha untuk merintis usaha bersama di dalam kelompok,” imbuhnya.

Pelatihan yang dilaksanakan JAPFA di daerah Ring 1 Feedlot Santori tersebut merupakan bentuk strategi perusahaan untuk mengembangkan program CSR yang berkelanjutan. Penguatan kelembagaan ekonomi berbasis menjadi salah satu fondasi yang dilpilih oleh perusahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi usaha.

“Pembentukan lembaga ekonomi masyarakat berbasis dusun menjadi pijakan mendasar untuk mendorong perubahan ekonomi di tingkat desa nantinya. Pendekatan kelompok ini memungkinkan masyarakat untuk mengumpulkan potensi sumber daya mereka dan bersama-sama mengembangkan kegiatan ekonomi,” ujar R. Artsanti Alif, Head of Social Investment JAPFA dalam pesan tertulis kepada jejamo.com, Selasa, 3/4/2018.

“Dari hasil pendampingan yang baru berjalan dua bulan, rata-rata kelompok sudah dapat mengakumulasi modal secara mandiri rerata 2-5 juta per kelompok,” imbuhnya.

Artsanti menjelaskan, pendekatan kelompok tersebut merupakan salah satu strategi JAPFA untuk memastikan terjadinya keberlanjutan program nantinya. Menurutnya, pendekatan kelompok tersebut memungkinkan untuk mendorong keberdayaan masyarakat dan memampukan mereka untuk mengembangkan kegiatan ekonomi secara mandiri.

“Tahap awal ini kami fokus pada penguatan kelompok dan pengembangan kegiatan ekonomi berbasis kelompok,” ujar Artsanti.

“Kemudian setelah kelompok kuat barulah akan didorong untuk pelembagaan dalam berbagai model kelompok usaha baik itu koperasi ataukah nanti menjadi satuan Badan Usaha di tingkat Desa ataupun Dusun,” ujar dia.

Lebih lanjut Artsanti menjelaskan, upaya untuk mengembangkan basis ekonomi di tingkat dusun merupakan pijakan awal untuk nantinya dapat mengembangkan desa binaan JAPFA  di sekitar lokasi usahanya.

“Pendampingan dan pelatihan merupakan rintisan untuk mengembangkan desa binaan di sekitar lokasi usaha JAPFA,” jelas Artsanti.

“Hal ini merupakan wujud komitmen perusahaan untuk selalu memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar lokasi usahanya, sesuai dengan motto JAPFA untuk Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama,” kata dia.(*)

Populer Minggu Ini