Jejamo.com, Bandar Lampung-Beberapa toko elektronik di Bandar Lampung mengalami penurunan omset mulai dari 40 hingga 50%, pasca melemahnya nilai tukar rupiah yang mencapai Rp14.176 per USD. Para pemilik toko elektronik mengaku bingung dengan kondisi ini, meski harga barang yang dijual tidak naik, namun daya beli masyarakat menurun.
Hal itu seperti dikatakan oleh Jojo, pemilik Alam Prima Komputer, sejak melemahnya nilai tukar rupiah, penjualan menurun 40%. Mereka saat ini memilih untuk menghabiskan stok lama ketimbang mengambil barang baru yang pastinya melambung karena terimbas nilai tukar rupiah.
“Konsumen banyak membeli barang bekas daripada yang baru. Padahal hal itu sama saja buang-buang uang. Harga yang kami jual masih sama, tapi tetap sepi. Kalau rupiah terus melemah seperti ini, bisa tutup toko saya,” ujarnya saat diwawancara jejamo.com, Selasa, 8/9/2015.
Sementara itu menurut Wawan, pemilik Graha Elektronic, di Jalan Pangkal Pinang, Bandar Lampung, sejak rupiah melemah hingga mencapai Rp14.000 per USD, penjualan di tokonya turun drastis dari enam menjadi dua pembeli dalam sehari. Hal itu berimbas pada omset penjualannya menurun lebih dari 50%.(*)
Laporan Widyaningrum, wartawan jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya