Berita Mancanegara, jejamo.com – Meskipun terkesan sebagai pendukung rezim Bashar al-Assad, pejabat Rusia mengatakan bahwa itu bukan berarti negaranya mendukung presiden Suriah tersebut terus berkuasa.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Selasa (2/11) mengatakan bahwa rakyat Suriah harus menentukan sendiri siapa presiden mereka.
“Kami tidak mengatakan bahwa Assad harus pergi atau bertahan,” ujar Zakharova kepada kantor berita Rusia, Sputnik, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu, 4/11/2015.
Pernyataan ini dilontarkan oleh Zakharova setelah pembicaraan damai antara setidaknya 18 pihak terkait di Austria. Dalam perundingan tersebut, diplomat senior Amerika Serikat dan Arab Saudi ingin sebuah peta politik di mana Assad harus segera lengser.
Dalam rencana tersebut, Assad akan menyerahkan kekuasaan ke pemerintah yang terpilih melalui pemilihan umum.
Namun, beberapa pihak tak sependapat ihwal kapan Assad harus turun takhta. Bahkan, beberapa pihak mempertanyakan apakah Assad memang harus lengser. Silang pendapat dianggap ini semakin mengusutkan masalah yang sebelumnya saja sudah rumit.
Sebelumnya, Assad sudah bertandang ke Moskow, Rusia, untuk berdiskusi dengan Presiden Vladimir Putin. Maksud perbincangan tersebut adalah untuk mengoordinasikan aksi melawan terorisme, label yang selalu disematkan oleh Assad untuk merujuk musuh-musuhnya.
“Rakyat Suriah sudah bertahun-tahun melawan teroris internasional ini sendirian,” kata Putin.
Meskipun menunjukkan dukungan, Zakharova memastikan bahwa negaranya tak pernah membicarakan mengenai mempertahankan posisi Assad. “Tentu tidak. Kami tidak pernah berbicara mengenai itu,” ucapnya.
Zakharova lantas kembali berfokus pada isu terorisme. Menurutnya, para diplomat tersebut harus menentukan daftar kelompok yang mereka anggap teroris dalam pertemuan selanjutnya.(*)