Jejamo.com, Tanggamus – Program penaggulangan kemiskinan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) terhitung sejak Maret 2020 mengalami kenaikan menjadi Rp200.000 dari semula Rp110.000.
Program pemerintah yang langsung menyentuh rakyat kecil ternyata di lapangan masih banyak permasalahan, di antaranya banyaknya Kartu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) saldonya kosong, bahkan berbulan-bulan.
Salah satu KPM yang saldonya kosong menjelaskan, ia terdaftar dan mendapat kartu KPM sekitar pertengahan tahun 2019.
Pembagian bulan pertama ia mendapatkan beras 8 kg dan telur 6 biji.
Begitu juga dengan bulan keduanya, setelah itu tidak lagi.
Tahun 2020 ini katanya, dia mendapatkan beras 10 kg, telur, dan sayuran. Itu pada bulan Februari.
Sedangkan untuk Januari dan Maret, saldonya kosong.
“Saldo yang kosong juga terjadi dengan nasabah lain secara bergantian tidak tetap,” jelasnya.
Koordinator pendamping BPNT Dinsos Tanggamus, Fadli menjelaskan, ada dua kemungkinan yang menyebabkan kartu BPNT itu kosong.
Pertama, tidak masuk data bayar dari pusat, dan yang kedua kartu Program Keluarga Harapan (PKH) sedang singelisasi kartu dari Bank Mandiri.
Ia mengatakan, Bank Mandiri pusat yang menentukannya, bisa satu bulan lebih.
“Yang jelas data sudah kami setor ke pusat,” katanya.
Menurutnya, tidak ada laporan setiap bulan dari pendamping. Seharusnya setiap bulan mereka mendata nama-nama KPM yang saldonya 0%, mulai dari nomor kartu, dan nomor rekeningam.
Ia juga mengatakan, terhitung dari Januari 2020 kuota saldo Rp150.000/KPM.
Sebab, ada penanganan wabah covid-19, per Maret naik menjadi Rp200.000.
“Maret ini tidak ada pemotongan juga penarikan dalam bentuk apa pun oleh agen,” kata dia. [Zairi]