Jejamo.com, Jakarta – Indonesia tak lama lagi dihadapkan dengan persaingan Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlaku mulai Desember mendatang.
Untuk bisa bersaing di era ini, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi akan menerapkan kurikulum dual language bagi perguruan tinggi mulai 2016 mendatang.
Menteri Riset Muhammad Nasir menegaskan, kurikulum pendidikan masa depan akan didesain dengan dual language. Langkah ini diambil mengingat kemampuan berbahasa asing sudah menjadi kebutuhan.
“Sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris kini sudah wajib dikuasai. Kurikulum kedepan dirancang dengan menerapkan pembelajaran dengan dwi bahasa atau dual language, bahasa Inggris dan Indonesia,” ungkap Nasir.
Konsep dwi bahasa, disebut Nasir, diharapkan akan meningkatkan penguasaan bahasa Inggris. Nantinya semua referensi yang digunakan di kampus harus berbahasa Inggris. “Dengan begitu, penguasaan bahasa Inggris menjadi given,” imbuhnya sebagaimana dilansir tempo.co.
Secara bertahap, semua mahasiswa perguruan tinggi wajib berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris, begitu juga dosen. “Lingkungan di seputar kampus pun dimintanya dilengkapi dengan instrumen berbahasa Inggris,” ucap Nasir.
Rencananya, kurikulum dual language itu akan dimulai tahun depan. “Tahun 2016 akan kami galakkan. Semua akan kami syaratkan di perguruan tinggi, terutama PTN,” tutur Nasir.
Menurut dia, Indonesia harus segera meningkatkan kemampuan berbahasa asing agar mampu menghadapi persaingan global. Sebab, negara lain kini tak lagi puas mampu berbahasa Inggris.
Negara tetangga bahkan merambah penguasaan bahasa Indonesia. “Negara asing, seperti Thailand dan Filipina, sekarang malah sudah belajar bahasa Indonesia. Kita juga harus belajar bahasa Inggris yang baik,” pungkasnya.(*)
Jejamo.com