Jejamo.com, Bandar Lampung – Tokoh masyarakat Pulau Pasaran Toto Heryanto mengatakan, posisi Pulau Pasaran berada tengah-tengah laut. Jadi selain sampah warga sekitar bisa juga sampah kiriman yang berasal aliran Kali Balau.
“Karena cuaca pancaroba terkadang angin dari barat dan timur. Dan yang paling sering ketika hujan lebat mengalir ke sungai Kali Balau sampai masuk ke sini,” ujarnya, Kamis, (11/4/2019).
Menurut Toto, sering mengimbau secara langsung kepada warga sekitar agar tidak membuang sampah di sembarang tempat dan meminta sampah-sampah dikumpulkan, selanjutnya petugas kebersihan yang mengambilnya.
“Kalau imbauan secara langsung sudah pasti. Apalagi program Pemerintah Kota Bandar Lampung ada petugas yang mengambil sampah dua minggu sekali,” jelasnya.
Meski begitu, masih ada beberapa perilaku warga yang buang sampah sembarangan atau kemungkinan petugas sokli tidak sampai ke rumah warga yang berada di belakang mengambil sampah.
“Sehingga sampah yang sudah disiapkan sama warga tidak diambil dan akhirnya warga buang sampah di situ lagi,” lanjutnya.
Dia menambahkan, sejak dahulu di Pulau Pasaran ada program tempat penampungan sampah yang digagas sejumlah mahasiswa dan beberapa bantuan kotak sampah.
“Tapi semuanya kembali lagi kepada perilaku warganya sendiri. Kalau tempat pembuangan sampahnya di Kotakarang, setelah di kumpulkan baru dibuang,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]
