Jejamo.com – Salah seorang anggota inti dari kelompok Santoso, Mustafa Genc alias Mus’ab, tewas tertembak oleh Satuan Tugas Operasi Tinombala gabungan Tentara Indonesia dengan Kepolisian RI.
Satgas Tinombala terpaksa mengeluarkan 3 kali tembakan karena Mus’ab yang berasal dari Uighur, Cina, itu berusaha melawan dengan mengayunkan golok.
Setelah Mus’ab tewas, kini pengikut Santoso dari suku Uighur tinggal satu orang. Sebelumnya Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto mengatakan sebelumnya ada 10 pengikut Santoso yang berasal dari Uighur. Mereka berada di ring 1 alias lapisan terdalam kelompok Santoso.
Akibat pengejaran dan pengepungan oleh Satgas Tinombala gabungan TNI-Polri satu per satu pengikut Santoso tertangkap. Ada yang tertangkap dalam keadaan hidup, beberapa tewas karena berusaha melawan Satgas.
Kelompok Santoso dari suku Uighur yang tertangkap umumnya karena tengah mencari logistik ke warga. “Kalau yang di tim inti yang biasanya menerima pasokan logistik saja sudah keluar, bisa ditebak apa yang sudah terjadi dengan mereka,” kata Hari.
Sumber dari Satgas Tinombala menyebut dengan tewasnya Mus’ab, kekuatan ring 1 alias lapisan terdalam kelompok Santoso, kian melemah. “Orang Uighur di kelompok Santoso tinggal satu. Mereka kian melemah,” kata sumber yang tak mau namanya disebutkan itu.
Sementara Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyebut saat ini masih ada 25 pengikut Santoso yang dikejar oleh Tim Satgas Tinombala. “Kami melihat jumlah mereka (kelompok Santoso) 25 ini juga kita kejar terus,” kata Luhut di kantornya, Senin, 25/2/2016.(*)
Detik.com