Jejamo.com, Nusantara – Satu tahun kepemimpinan presiden dan wakil presiden Jokowi-JK, jumlah orang miskin di Indonesia kian bertambah.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 28,51 juta jiwa atau 11,13 persen dari total penduduk samap September 2015. Angka naik naik 780 ribu jiwa atau 2,81 persen dibandingkan jumlah orang miskin pada periode yang sama di 2014 sebanyak 27,73 juta jiwa.
Namun yang menarik, Kepala BPS Suryamin lebih senang membandingkan jumlah penduduk miskin pada September 2015 dengan Maret 2015 yang disebutnya terjadi penurunan jumlah miskin sebanyak 80 ribu jiwa.
ia mengatakan penurunan jumlah penduduk miskin selama enam bulan tersebut merupakan indicator pulihnya perekonomian masyarakat dari dampak pencabutan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium pada November 2014 silam.
“Setelah harga BBM naik, tentu ada upaya bantuan social untuk kesehatan dan pendidikan serta bantuan raskin. Sehingga angka kemiskinan selama Maret hingga September menurun,” jelas Suryamin sebagaimana dilansir CNNIndonesia, Senin, 4/1/2016.
Ia juga menyebut inflasi rendah sangat membantu penurunan jumlah penduduk muskin selama 2015. Turunnya sejumlah komoditas pangan dan bahan makanan juga menjadi factor penurunan jumlah penduduk miskin tersebut.
Garis kemiskinan selama periode Maret-September 2015 naik sebesar 4,24 persen yaitu dari Rp 330.776 per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp 344.809 per kapita per bulan pada September 2015.
Secara demografi, jumlah penduduk miskin paling banyak mendominasi di pulau Jawa, Tercatat sebanyak 15,31 juta jiwa penduduk miskin tersebar di pulau Jawa.
Sementara sisanya tersebar di Sumatera sebesar 6,31 juta jiwa, Bali dan Nusa Tenggara 2,18 juta jiwa, pulau Sulawesi 2,19 juta jiwa, Maluku sebanyak 1,53 juta jiwa, dan Kalimantan 0,99 juta jiwa.(*)