Jejamo.com, Tanggamus – Merespon keluhan puluhan petani padi di Pekon Teba, Kecamatan Kota Agung Timur yang terancam gagal tumbuh, Bidang Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (KPTPH) Kabupaten Tanggamus turun ke lapangan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan (Kabid TP) Dinas KPTPH, Rahmat, menjelaskan, ancaman kegagalan pertanaman padi itu disebabkan adanya populasi penggerek batang yang cukup tingi. Salah satu alternatif penanganannya dengan menerapkan pola pertanian sehat, juga pergantian varietas padi.
Dirinya berharap ke depan para petani menggunakan benih padi yang tahan penggerek batang, serta peningkatan antisipasi dengan menanam jenis tanaman refugia.
Rahmat menjelaskan, upaya yang mereka lakukan sebelumnya yakni dengan melakukan pembinaan dan imbauan untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi, yaitu dengan pengunaan Seed Treatment (BT-Plus) dengan merendam benih padi sebelum dilakukan penyemaian.
Saat di masa pesemaian, petugas baik dari KPUTD, PPL dan POPT bersama petani setempat mengumpulkan telur dari hama penggerek batang, dengan melakukan Gerakan Pengendalian (Gardal).
“Untuk pengendalian Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura selalu memberikan dukungan obat-obatan dengan stok yang ada di gudang setelah ada permintaan di lapangan,” jelas Rahmat melalui pesan WhatsApp, Selasa, 19/12/2023.
Di lain pihak, Herman, petani setempat, membenarkan tim dari Dinas KPTPH khususnya Bidang POPT telah melakukan pengecekan di lapangan dan memberikan bantuan 10 bungkus obat-obatan jenis furadan kepada puluhan petani setempat.
“Kami ucapkan terima atas perhatian dan bantuannya. Tapi kalau boleh kami menyampaikan harapan lebih kepada Dinas Pertanian, berikanlah edukasi secara berkelanjutan dan jangan terkesan setengah hati,” ungkapnya.(*) (Zairi)