Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

SDGs Center Unila Menggelar Seminar Nasional, Optimalisasi Potensi Desa Jadi Tema Pembahasan

Seminar nasional gelaran SDGs Center Unila, Rabu, 29/7/2020. | Dokumentasi

Jejamo.com, Bandar Lampung – Desa memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan berkelanjutan. Namun, sangat disayangkan proses urbanisasi menjadi sebuah fenomena pelik. Akibat aktivitas ekonomi yang semakin lesu, masyarakat tidak memiliki penghasilan dan berpotensi terjebak di perangkap kemiskinan struktural. Kemiskinan di desa menjadi masalah sistemik dan berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-1 yaitu peniadaan kemiskinan.

Ketimpangan antara kondisi pekerjaan antara daerah perdesaan dan perkotaan juga menjadi hambatan yang tak terselesaikan. Ketersediaan infrastruktur yang kurang optimal membuat perekonomian Indonesia semakin tertinggal. Masalah ini berkaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke-8 yaitu pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Oleh karena itu, SDGs Center Universitas Lampung memiliki inisiatif untuk memperkenalkan SDGs Village atau desa berkelanjutan. SDGs Village merupakan sebuah ide baru dan praktik yang memungkinkan setiap desa di Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung dapat mendukung dan mengampanyekan tujuan SDGs. SDGs Center Universitas Lampung bersinergi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk mengimplementasikan SDGs Village ini baik dalam bentuk sosialisasi dan edukasi terkait pentingnya aspek keberlanjutan di seluruh daerah pedesaan di Indonesia melalui Seminar Nasional Desa dan SDGs. Rabu, 29 Juli 2020.

Seminar Nasional Desa dan SDGs dilaksanakan melalui zoom video conference yang dibuka dan dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi Lampung, yaitu Hj. Chusnunia Chalim, M.Si., M.Kn., Ph.D., Staff Khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yaitu Dr. Nasrun Annahar, S.AP., M.AP., Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan yaitu Dr. dr. Asep Sukohar M. Kes, Ketua LPPM Unila yaitu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A, Pakar Kajian Badan Usaha Milik Desa Universitas Parahyangan yaitu Dr. Theresia Gunawan., Ketua SDGs Center Universitas Bengkulu yaitu Dr. Djoenet Santoso, M.A., dan Ketua SDGs Center Universitas Lampung yaitu Dr. Unang Mulkhan. Kegiatan ini diikuti lebih dari 115 orang peserta dari berbagai daerah, yaitu Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI), Dinas Pembangunan Desa Masyarakat Tertingal (PDMT), dan Bappeda di berbagai daerah di Indonesia.

Wakil Gubernur Provinsi Lampung, Hj. Chusnunia Chalim, M.Si., M.Kn., Ph.D. memaparkan program unggulan provinsi Lampung yaitu “Desa Berjaya” yang diharapkan sejalan dengan pembangunan berkelanjutan pada kata sambutannya. Ia juga menyampaikan harapannya kepada aparat desa untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada di desa guna memajukan desa.

Staf Khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, yakni Dr. Nasrun Annahar, S.AP., M.AP., menyatakan bahwa “Terdapat tiga pilar pada ketercapaian tujuan SDGs yang menjadi peluangan masyarakat desa untuk berkembang, yakni politik kedaulatan desa, politik pengembangan desa, dan politik literasi desa. Diharapkan tiga pilar ini dapat terealisasikan oleh kementerian, yang bersinergi dengan perguruan tinggi di Indonesia,” tuturnya.

Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, yakni Dr. dr. Asep Sukohar M. Kes. menyatakan “Unila memiliki peran strategis untuk mendorong kolaborasi pengembangan SGDs Village di Indonesia. Seperti halnya di Provinsi Lampung memiliki banyak keunggulan komoditas pertanian dan perkebunan dari desa yang dapat dikomersialisasikan hingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akademisi dapat berperan dalam memberikan inovasi dan standarisasi pengembangan produk,” ujarnya.

Ketua LPPM, Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A, menyatakan bahwa LPPM siap mendukung Desa SDGs dalam payung penelitian dan pengabdian, “Melalui seminar ini, diharapkan pembangunan desa dapat dilakukan secara terencana dengan baik dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat desa.”

Ditambahkan oleh Akademisi Universitas Parahyangan yang memaparkan mengenai inovasi untuk mewujudkan desa unggul dan berkelanjutan, Dr. Theresia Gunawan, yang menyampaikan model triple helix sebagai bentuk sinergi kekuatan dari pemerintah, akademisi, dan bisnis. “Peranan perguruan tinggi dalam pencapaian SDGs ke-1 dan ke-8 yakni dapat menjembatani hubungan antara pemerintah dan bisnis,” ucapnya. Ketua SDGs Center Universitas Bengkulu, Dr. Djoenet Santoso, M.A. “SDGs School (Sekolah Lestari) terbuka bagi siapa saja dalam mengembangkan pemahaman serta pencapaian tujuan dari SDGs. Gagasan mengenai sekolah SDGs diadakan untuk pencapaian target berbasis data dan potensi lokal,” jelasnya.

Ketua SDGs Center Universitas Lampung, Dr. Unang Mulkhan, turut menjadi narasumber pada kegiatan webinar nasional kali ini. Ia memaparkan SDGs Center sebagai pusat unggulan yakni menjalankan peran akademisi dalam pembangunan desa berkelanjutan. “Pendekatan SDGs secara teknokratis harus dibarengi dengan pendekatan grassroot/bottom up. Untuk itu, konsep social solidarity economy (SSE) dapat digunakan dalam SDGs Village,” tuturnya. SDGs Center Unila ke depannya akan membangun kemitraan strategis dengan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk program SDGs Village+. Demikian rilis yang diterima redaksi Jejamo.com.(*)

Populer Minggu Ini