Jejamo.com – Penyakit berbasis lingkungan seperti infeksi saluran Pernafasan Akut (ISPA), diare, cacingan, Polio dan DBD masih menduduki 5 besar angka kejadian penyakit di Kabupaten Pringsewu. Untuk itu, penggerak organisasi bidang kemasyarakatan SNV dan Pemkab Pringsewu mencanangkan gerakan ‘Stop Buang Air Bersih Sembarangan’
“Salah satu dari gaya hidup yang kurang baik adalah Buang Air Besar Sembarangan, sebanyak 30 persen masyarakat Kabupaten Pringsewu masih berperilaku Buang Air Besar Sembarangan” ungkap Bambang Pujiatmoko dari SNV. Senin, 7/3/2016.
Gerakan ini juga merupakan upaya menjalankan program pemerintah pusat dalam yaitu program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program ini memuat 5 pilar yang menjadi dasar yaitu stop buang air besar sembarangan, terbiasa cuci tangan, pengelolaan makanan yang sehat, pengelolaan sampah, dan perawatan air.
“22 Pekon di Kecamatan Pagelaran merupakan daerah intervensi SNV untuk program STBM, kenapa di Pagelaran? karena di daerah ini kami telah melakukan pendampingan selama 6 bulan, di daerah ini 30 persen warganya masih melakukan buang air besar sembarangan,” ucap Bambang.
Menurut dia, SNV hadir guna mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, “Pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan,” kata Bambang.
Sementara itu Bupati Pringsewu, Sujadi mengatakan tugas mengawal masyarakat agar hidup bersih adalah tugas pemerintah, dirinya pun berterima kasih kepada SNV karena telah ikut menyadarkan masyarakat Pringsewu agar sadar akan kesehatan.
“Atas nama Pemkab Pringsewu kami ucapkan rasa terima kasih kepada SNV karena telah bekerja berdasarkan kesadaran, hidup bersih itu tak hanya soal BAB tapi pengelolaan sampah juga menjadi salah satu penunjang untuk mewujudkan lingkungan yang bersih,” kata Sujadi.(*)
Laporan Nur Kholik, wartawan jejamo.com