Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Sekolah Calon Atlet Lampung Ini Vakum dari Bina Prestasi jika Dispora Provinsi Tidak Bertindak

Selain memiliki dua gedung besar asrama siswa, Sekolah Menengah Negeri Olahraga (SMANO) Lampung yang terletak di Tejosari, Metro Timur, Kota Metro ini juga memiliki Sport Hall yang dilengkapi Fasilitas 11 Cabang Olahraga, dan gym | Arif/jejamo.com
Selain memiliki dua gedung besar asrama siswa, Sekolah Menengah Negeri Olahraga (SMANO) Lampung yang terletak di Tejosari, Metro Timur, Kota Metro ini juga memiliki Sport Hall yang dilengkapi Fasilitas 11 Cabang Olahraga, dan gym | Arif/jejamo.com

Jejamo.com, Kota Metro – Sekolah Menengah Negeri Olahraga (SMANO) Lampung mengeluhkan hilangnya alat ukur prestasi siswa, karena anggaran tryout, event dan turnamen ditiadakan.

“Try Out dan kesertaan event atau turnamen sebelumnya dianggarkan, tapi tahun 2016 ini tidak” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Safrizal, kepada Jejamo.com, Kamis 6/10/2016.

Ketiadaan anggaran ini memaksa pihak SMANO Lampung vakum dalam turnamen dan uji prestasi di tingkat nasional. Sebelumnya, biaya tryout dan turnamen tahun ajaran 2013 hingga 2015 dialokasikan untuk menguji kualitas siswa, di sekolah atlet milik Pemerintah Provinsi Lampung, dalam skala nasional.

“Tahun lalu dana itu digunakan untuk mengukur prestasi siswa hingga tingkat nasional, jadi kami butuh menguji kemampuan siswa, seperti sparing untuk anak bola, dan kesertaan kegiatan event atau turnamen bela diri. Tanpa anggaran ini terpaksa sekarang kami vakum” kata dia.

Safrizal menilai anggaran tryout  memiliki fungsi vital, karena peruntukannya sebagai tolak ukur prestasi para calon atlet yang mengenyam pendidikan di sekolah olahraga milik Sang Bumi Ruwajurai ini.

“Kalau untuk level Lampung, mereka berprestasi, tapi untuk tingkat nasional kan butuh pengujian, melalui tryout dan turnamen kita bisa tahu sejauh mana kemampuan siswa menerapkan teknik dan materi yang didapat di sekolah,” jelasnya.

Sementara Eko Prasetyo, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, mengakui, mengenai kebutuhan biaya tryout, pihak sekolah sempat ditawari biaya oleh wali murid pada rapat komite. Namun, karena takut menimbulkan polemik, ia terpaksa menolak tawaran tersebut.

“Karena ketiadaan dana tryout kami pernah ditawari bantuan oleh wali murid. Beberapa wali murid menilai tryout harus dilaksanakan agar prestasi siswa dan siswi menjadi lebih baik. Tapi kami putuskan menolak tawaran itu dan vakum dari tryout,” ungkapnya.

 

Wakil Kepsek Bidang Kurikulum, Eko Prasetyo (kiri), Wakil Kepsek Bidang Kesiswaan, Safrizal (tengah), dan Kepala Humas SMANO, Sihabudin (kanan), sesaat usai berdialog dengan Jejamo.com | Arif/jejamo.com
Wakil Kepsek Bidang Kurikulum, Eko Prasetyo (kiri), Wakil Kepsek Bidang Kesiswaan, Safrizal (tengah), dan Kepala Humas SMANO, Sihabudin (kanan), sesaat usai berdialog dengan Jejamo.com | Arif/jejamo.com

Pendirian Sekolah Menengah Negeri Olahraga (SMANO) Lampung ini berawal dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Secara akademik, sekolah ini di bawah lingkup Ditjen (Direktorat Jenderal) Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PPK-LK). Operasional sekolah ini sendiri di bawah naungan Pemerintah Provinsi Lampung.

Direktorat PPK-LK pernah mengisyaratkan sekolah ini wajib bersinergi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, bersama Dinas Pemuda dan Olahraga. Sebab, anggaran pembinaan prestasi siswa tidak selamanya diperoleh dari Disdik, terutama saat efesiensi anggaran seperti tahun ini. Sinergi dimaksud agar SMANO dapat mencetak Atlet berprestasi, dan mengharumkan dunia olahraga Lampung, sementara Dispora Provinsi menopang kebutuhan bina prestasi bagi siswanya.

“Kebutuhan akademik sekolah ini sudah tercukupi dibawah dinas pendidikan, harapan kami di bidang bina prestasi Dispora ikut terlibat mendanai dan memfasilitasi. Direktorat PPK-LK dari Kemendikbud pernah mengisyaratkan itu. Karena kami bisa menutupi kebutuhan Atlet, saat ini terdapat 11 jurusan cabang olahraga di SMANO,” kata Eko.

Eko berharap, dengan keterlibatan Dispora Provinsi Lampung, Kebutuhan biaya try out dan kesertaan Even serta Turnamen nasional bisa tertutupi.

“Di sini semua infrastruktur penunjang cukup, siswa hasil seleksi ketat berdasarkan kemampuan fisik, akademik, dan sertifikat prestasi, semua 149 siswa, kalau digulirkan bantuan oleh wali murid untuk try out rasanya aneh, nanti malah berpolemik, kami berharap keterlibatan Dispora Provinsi untuk membantu biaya bina prestasi. Kami pernah mengajukan bantuan, tapi belum dijawab. Ini lembaga pendidikan para calon atlet yang teruji, bisa membawa nama baik daerah, bahkan negara” terang Eko Prasetyo.

Sejak berdiri pada 2013 lalu, Sekolah olahraga ini telah melahirkan satu angkatan kelulusan. SMANO, sebagai satu-satunya lembaga pendidikan Atlet formal di Provinsi Lampung, bisa menjadi tumpuan kemajuan dunia olahraga daerah. Terutama di tengah merosotnya prestasi dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016, yang digelar September lalu. Sekolah ini menyediakan 11 jurusan cabang olahraga, diantaranya bulutangkis, tenis meja, renang, angkat besi, sepakbola, bola voli, judo, karate, silat, dan taekwondo.(*)

Laporan Arif Surakhman, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini