Jejamo.com, Pringsewu – Dian Maeda Khotima (36), hanya bisa terbaring tidak berdaya di tempat tidur. Sudah setahun perempuan asal Pringsewu itu mengalami kelumpuhan akibat terjatuh di kamar mandi. Suaminya Supriyadi (36) hanya pedagang baso ikan keliling dengan pendapatan pas-pasan.
Kondisi keluarga Supriyadi yang memperihatinkan menarik simpati netizen Pringsewu. Salah seorang netizen bernama Anjakesuma lalu menggunggah kondisi Dian Maeda ke Grup Facebook Pringsewu Community pada Rabu lalu, 8/3/2017.
“Uluran para dermawan saat ini sangat dibutuhkan..,” tulis Anjakesuma.Unggahan ini kemudian viral. Banyak Netizen kemudian menaruh simpati kepada kondisi ibu satu putra tersebut. Banyak pihak yang meminta Pemkab Pringsewu segera membantu Dian Maeda.
Jejamo.com mencoba menelusuri keberadaan Dian Maeda. Dari informasi yang didapat, Dian beralamat di Jalan Pelita 2 Pringombo RT. 05 RW.03Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu. Tepatnya di Belakang Masjid Mufidurrohman
Sebelumnya, Jum’at, 10/03/2017, Jejamo.com menghubungi Dinas Sosial Kabupaten Pringsewu untuk mendapatkan informasi terkait kondisi Dian Maeda.
Menurut Kasie Identifikasi dan Penguatan Kapasitas Sosial, Agus Purnomo, Dian Maeda telah mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk menjalani pengobatan.
“Kami sudah melakukan home visit ke Ibu Dian Maeda, pada Kamis kemarin,” ungkap Agus Purnomo ketika dihubungi Jejamo.com. Menurutnya Dinas sosial mencoba menginventarisir kebutuhan Dian Maeda selanjutnya, seperti perawatan lanjutan, kursi roda, alat bantu berjalan dan bantuan psikologi.
“Melalui Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Dinas Sosial Kabupaten Pringsewu akan membantu Ibu Dian, karena sakit yang dideritanya sudah lama pasti akan berpengaruh secara psikologis,” tambah Agus Purnomo.
Dari pantauan Jejamo.com, kondisi Dian Maeda Khotima memang sangat memprihatinkan, kondisi rumah dan tempat tidurnya jauh dari layak.
Supriyadi menjelaskan, istrinya terjatuh ketika mengangkat air di kamar mandi setahun lalu. Dian sempat koma sebelum akhirnya mengalami kelumpuhan akibat tulang belakangnya cedera. Ia sempat dirawat di rumah sakit selama 40 hari dan dipasang pen, tetapi belum ada perubahan sampai sekarang.
Supriyadi mengaku mengaku kesulitan menanggung biaya pengobatan istrinya meski sudah mendapat KIS. Penghasilannya dalam sehari hanya Rp30 ribu-Rp50 ribu. Selama ini ia hanya mengandalkan bantuan tetangga dan jemaah masjid untuk membantu meringankan biayanya.
Menurut Supriyadi, sejak foto-foto kondisi istrinya tersebar di media sosial, banyak warga Pringsewu yang berdatangan ke rumahnya untuk memberikan bantuan, termasuk dari pihak Polsek Pringsewu melalui anggota unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).(*)
Muhammad Ridwan, Kontributor Jejamo.com