Jejamo.com, Tulang Bawang Barat – Badan Usaha Milik Tiyuh (BUMT) Kabupaten Tulang Bawang Barat, tengah berupaya membangkitkan kembali usahanya setelah dihantam kendala usaha.
Ketua Pengawas BUMT Tubaba, Edi Irawan, mengatakan, BUMT Tubaba merupakan usaha bersama, yang dibentuk dengan menggunakan modal usaha berkisa Rp 5 miliar yang didapat dari penanam modal seluruh Tiyuh yang ada di Kabupaten Tubaba dengan menggunakan dana desa.
“Modal sebesar itu pada awal digunakan untuk usaha ayam yakni pembuatan kandang, gedung dan mesin penetasan. Serta berbagai fasilitas lain yang merupakan aset badan usaha. Jadi tidak semua uang digunakan untuk modal sirkulasi usaha,”terang Edi Irawan, Kamis, 31/8/2017.
Edi memaparkan, sirkulasi pergerakan usaha BUMT awalnya telah berjalan cukup baik dengan menggunakan bibit unggul dari luar provinsi. Jalinan kemitraan telah cukup banyak dan akses penjualan juga telah terbuka dengan cukup baik.
“Bahkan pemasaran sempat mencapai daerah Lampung Utara, Tulang Bawang, Natar dan Bandar Lampung, yang secara keseluruhan telah ada stokis untuk pemasaran,” urainya.
Namun, lanjutnya, ketika usaha tersebut berjalan sedemikian baik, muncul suatu kendala, terjadi kematian ternak ayam dengan jumlah yang cukup besar dan secara terus menerus, yang diperkirakan disebabkan virus.
“Untuk mencari solusi kendala usaha yang dialami, pelaku badan usaha berupaya dengan menghadirkan para ahli yang berkompeten. Namun belum juga berhasil memecahkan permasalahan. Sehingga pelaku badan usaha trauma dan usahapun tersendat,” jelasnya.
Setelah agak lama tersendat, kini BUMT mulai bergerak untuk kembali bangkit, dan berupaya untuk memajukan usaha, agar kembali meraih masa emas berproduksi sebagaaimana kejayaan yang pernah dialami, demi keuntungan dan keberhasilan usaha.
Edi Irawan menambahkan, mengenai keuangan atau rugi laba, telah dilakukan evaluasi terhadap BUMT tersebut dengan diaudit oleh BPKP Provinsi Lampung dan Tim Auditor dari Universitas Lampung.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Mukaddam, Wartawan Jejamo.com